Selamat Datang | Muyasaroh Notes | Bersama Saling Berbagi dan Menjadi Pembelajar yang Hebat Muyasaroh Note: Home
Tampilkan postingan dengan label Home. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Home. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Maret 2022

Salah Satu Tips Merawat Kulit Wajah

Sumber: Doc. Pribadi 
Ahay, baru ini saya mau sharing tentang perawatan tubuh. Bagi seorang perempuan menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh sangat penting. Bagi perempuan berlatar belakang Engineer, yang pastinya tidak asing jika berkecimpung di lapangan, panas-panasan dan sejenisnya. Pastilah, menjaga kesehatan tubuh khususnya kulit bisa menjadi perhatian. Jadi flashback, dimana moment saat masih aktif di dunia perlapangan dulu. Ketika kulit wajah sudah bersentuhan dengan air rasanya segar, khususnya saat wudhu akan salat. He-he-he

Akhir-akhir ini, dunia perempuan sedang asyik memperbincangkan tentang perawatan tubuh. Wajarlah ya… apalagi di masa pandemi Covid-19 ini dengan membatasi aktifitas di luar rumah dan kadang juga ada yang bermalas-malasan untuk membersihkan wajahnya. Semoga bagi pembaca blog saya bukan termasuk dari kalangan yang ini. Kita tetap memperhatikan kondisi kesehatan tubuh kita. Justru bisa memanfaatkan moment ini untuk bisa lebih memerhatikan nutrisi kita khususnya pada kulit.

Salah satu nutrisi yang penting bagi kulit agar tetap sehat adalah support dari vitamin C. Manfaat dari vitamin ini diantaranya adalah membantu produksi kolagen yang dapat menjaga elastisitas kulit seiring dengan bertambahnya usia, memberikan perlindungan diri dari sinar UV sebab kandungan antioksidan dalam vitamin dapat melindungi kulit dari radiasinya. Selain itu, vitamin C juga dapat membantu mencerahkan secara alami kulit sebab kandungannya memiliki manfaat untuk memperlancar aliran nutrisi ke kulit agar tetap sehat dan tampak cerah. Kemudian, bisa juga untuk mencegah perubahan warna kulit sebab vitamin ini bisa melindungi DNA dari reaksi fotokimia yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit, tumor dan beberapa jenis kanker kulit lainnya.

Pertanyaannya, coba kita lihat tubuh kita khususnya kulit. Apakah sudah cukup baik nutrisinya? Amankah jenis-jenis support vitamin yang kita berikan untuk kulit kita? Apalagi bagi kaum hawa yang suka berburu alat perawatan tubuh atau skincare yang beredar luas di luar sana. Perlu diperhatikan, dibaca bahan-bahannya. Jangan asal pakai ya teman…

Informasi ini penting, saya hendak berbagi bersama pembaca. Tapi jika dirasa cukup sampai sini, boleh bernapas sejenak dan dilewati. Sebenarnya ada salah satu perawatan yang bisa teman-teman coba. Khususnya pada kulit wajah. Salah satu produk keluaran Pond’s yang dikenal dengan Pond’s Triple Glow Serum yaitu serum pencerah wajah terbaik menurut saya. Ia dapat bekerja 60x lebih efektif dari Vitamin C. Ada tiga kandungan yang penting bagi kulit pada serum pencerah wajah terbaik ini. Pertama, Gluta-Boost-C yang dapat mencerahkan. Kedua, vitamin B3+ yang fungsinya untuk melembutkan. Terakhir, adanya kandungan Hyaluronic Acid yang dapat menjaga kelembapan kulit kita.

Keunggulan Triple Glow Serum
(Sumber: Doc. Pribadi)
Di luar sana, kebanyakan orang khawatir dengan keamanan kulitnya ketika mencoba menggunakan salah satu sebuah produk kecantikan. Tapi, dengan salah satu produk serum pencerah terbaik yang dikeluarkan oleh pond’s ini aman dan sehat. Bagi saya menggunakan suatu produk kecantikan selain untuk menjaga kesehatan yang penting bisa memberikan kesegaran bagi wajah. Sebab adanya tiga komponen kandungan pada Pond’s Triple Glow Serum yang penting bagi perawatan kulit bisa menjadi salah satu rekomendasi serum pencerah wajah terbaik. Apalagi dengan harganya yang ekonomis. Jika kulit kita terlilhat cerah, lembut dan terjaga kelembapannya, efek yang kita rasakan adalah rasa segar dan memberikan aura ceria. Tidak kumus-kumus (kata orang Jawa) alias kusam.

Pond’s Triple Glow Serum
Sumber: Doc. Pribadi

Tapi perlu ada catatan pula, ketika memakai serum ini kecerahan wajah yang dihasilkan tidak instan ya… Perlu proses dan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti, makanan, gaya hidup yang sehat dan karakter dari kulit kita sendiri. Selain itu, perlu kita waspadai dalam menggunakan suatu produk kecantikan adalah dimana tempat kita mendapatkan suatu produk tersebut khawatirnya produk tersebut adalah imitasi atau tiruan. Sebaiknya, percayakan pada tempat yang sudah umum menjadi rujukan orang mendapatkannya. Seperti, apotek, klinik kecantikan, supermarket terdekat yang terpercaya dan sebagainya.

Pond’s Bright Beauty Triple Glow Serum Mask
(Sumber: Doc. Pribadi)
Pond’s Triple Glow serum merupakan serum pencerah wajah terbaik dengan cara diteteskan seperti vitamin yang diberikan kepada kulit kemudian diratakan ke wajah sambil ditepuk-tepuk perlahan. Dipakainya yang paling dasar, sebelum menggunakan cream atau bedak pada wajah. Apalagi, jika kita memiliki waktu luang dan ingin memanjakan tubuh kita sambil bersantai bisa juga dengan menggunakan Pond’s Bright Beauty Triple Glow Serum Mask. Pasti tambah segar dan cerah. Jadi, adakah yang sudah menggunakan produk perawatan kulit ini? mari kita sharing bersama, bagaimana setelah digunakan untuk jenis kulitmu? Selamat berproses. 😊

Read More »

Senin, 26 Maret 2018

Berinspirasi Melalui Sepasang Kekasih dari Omah Padma

Inspirasi berkelana menyumbang datangnya berkah. Satu kalimat telah tertuang dalam perjalanan mengisi waktu dalam hidup.

Bagi pembaca yang belum mengenal penulis, yuk kenalan dulu melalui tulisan ini. Sok sekali ya, tidak papa. Biar tidak membosankan, awali saja dengan perkenalan. Tapi, jangan mulai mengkerutkan dahi ya. Jangan sampai rela meninggalkan note ini. Benar?? He-he-he.

Yuk lah, dilanjut. Ada sebab penulis buka note ini dengan kalimat pertama di atas. Saat ini, bisa dibilang sedikit sekali orang-orang yang peduli dengan pelestarian budaya dan pengembangannya. Padahal, jika kita tahu ada banyak pintu-pintu berkah yang bisa dibuka. Salah satunya di Omah Padma. Tempat yang dimiliki oleh dua inspirator yang penulis temui minggu ini (16/3) bersama teman-teman penulis dari FLP Surabaya yaitu bunda Wina Bojonegoro dan suaminya seorang pelukis handal.

omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Omah Padma (Doc. pribadi)
Omah padma berada di Pasuruan. Tempatnya ditengah-tengah perkampungan Dusun Semambung. Omah padma, merupakan omah impian bunda dan suami yang mulai gaung dibicarakan akhir-akhir ini. Di sini, ada dua yang menjadi fokusan adanya Omah Padma. Pertama tentang literasi dan kedua rumah budaya. Ada rasa berbeda ketika kaki telah menginjak di tempat ini. Ketika bunda mulai bercerita tentang adanya omah ini. Bunda sangat tulus dengan impian membesarkan Omah Padma bersama suami dengan pemberdayaan orang-orang desa. Sekaligus memberikan edukasi dan pengetahuan kepada warga sekitar.

omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Ruang Berbagi Bersama Bunda Wina Bojonegoro (Doc. Pribadi)
Melalui omah ini, akan ada generasi-generasi yang melestarikan budaya di negeri ini yang mulai termakan oleh zaman. Menumbuhkan dan menjaga kecintaan terhadap kekayaan dan kearifan lokal ditengah-tengah kemalutnya tradisi asing dalam negeri sendiri. Jika kita menganalisa, adanya Omah Padma di tengah desa ini sangatlah menginspirasi. Perjuangan bunda dan suami untuk menghidupkan omah ini sangatlah romantis. Pemberdayaan masyarakat dan pendekatannya agar diterima oleh masyarakat sekitar sangat luar biasa. Bukan pendapatan berupa materi yang beliau harapkan. Justru pemberdayaan secara tulus untuk perkembangan masyarakat di desa ini yang mesti kita pelajari bagi pemuda yang bau kencur seperti penulis ini. Di Omah Padma ada beberapa edukasi juga yang diberikan bunda secara cuma-cuma. Seperti pelatihan kerajinan bagi warga, les bahasa inggris bagi anak-anak desa, dan pembinaan lainnya. Bunda tidak akan segan mendatangkan pelatih yang unggul dari kota Surabaya untuk kemajuan warga desanya yang mau berkembang. Ini loh, pelajaran dari kehidupan yang secara langsung didapat penulis melalui sepasang kekasih yang juga seorang penulis dan pelukis. Semoga setiap perjalanan dan impian bunda dan suami membawa berkah bagi kemaslahatan orang banyak. Semangat berkarya ^ ^
omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Ruang Inspirasi Kegiatan Omah Padma (Doc. Pribadi)
omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Galeri Lukisan Omah Padma (Doc. Pribadi)


Read More »

Rabu, 21 Maret 2018

Ekspedisi Netra

Boleh ya, saya bercerita sedikit? Tentang sebuah kekaguman. Saya termasuk follower satu akun Instagram (IG) dari kang aboy dari FLP (Forum Lingkar Pena) Jawa Barat setelah kepulangan dari MUNAS (Musyawarah Nasional) Nopember 2017 lalu, yang membuat saya kepo. Bukan persoalan kepo orangnya ya. Tapi tentang petualangan yang mengundang perhatian saya setiap kali muncul ketika membuka IG. Apa itu? Sabar... Sejenak merenggangkan otot-otot jari terlebih dahulu.

Sebenarnya, ada satu hobi yang terlanjur jatuh cinta ke dunianya. Yaitu sebuah petualangan tentang pendakian. Mendaki gunung dengan ketinggian berapapun asal mampu dan sanggup. Bukan hanya mendaki yang asal-asalan loh ya, tapi harus turut mencintai alam sekitarnya. Ada yang sama hobinya? Yuklah, kapan-kapan kita mencurahkan hobi kita bersama. Dimanapun, apalagi gunung di Jawa Timur, khatam mungkin (lebay dikit) he-he-he. Tapi tetap, moment saat muncak di Mahameru yang belum terlupakan. Aits, panjang lebar nanti bahasan tentang Mahameru. Padahal bukan ini yang hendak saya ceritakan. Ada yang lain, lebih amazing.
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Ekspedisi Netra (Photo by kang aboy)
Beberapa kali saya melakukan petualangan mendaki gunung. Belum pernah saya menjumpai kegiatan mendaki yang sungguh berbeda kali ini. Namanya "Ekspedisi Netra" atau dikenal juga dengan Blind Expedition. Kegiatan ini merupakan ekspedisi pendakian bagi tuna netra yang diselenggarakan oleh Pantera Fisip Unpad bersama ElHijab ke gunung Manglayang pada tanggal 2-3 Desember 2017 lalu, yang sekaligus bertepatan dengan hari Disabilitas Internasional. Bagi pembaca yang pernah melakukan pendakian ke sebuah pegunungan pastilah tahu, bagaimana menantangnya pendakian yang dilakukan oleh para pecinta alam. Maaf sebelumnya, saya harus menuliskan sebuah ungkapan ini. Bagi seseorang yang normal dalam penglihatan saja, mendaki gunung tidak bisa dikatakan mudah. Apalagi ini pendakian yang dilakukan oleh seorang yang belum seberuntung kita. Sungguh membuat merinding kala saya kepo dengan kegiatan ekspedisi ini.
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Pendakian Ekspedisi Netra (Photo by Ekspedisi Netra)
Banyak persiapan yang dilakukan sebelum memulai pendakian selama beberapa bulan bersama tim Pantera, termasuk simulasi dikawasan hutan Unpad dan bahkan jalur pendakian awal Manglayang. Ekpedisi netra dilakukan oleh 20 orang pendaki. Terdiri dari delapan orang dewasa netra dari pertuni Kab. Bandung. Sedang 12 orang lainnya adalah siswa-siswi dari SLB A Negeri Bandung. Mereka melakukan ekspedisi ini dibantu oleh orang-orang yang sangat luar biasa di balik layar. Seperti para pendamping dari Pantera sendiri, Guru-guru SLB A Negeri Bandung, Volunteer dari Elhijab, dan Himpala Elcorp. Sungguh..semakin membuat saya semakin tergelitik untuk mencari tahu bagaimana mereka bisa melakukan pendakian hingga puncak. So amazing.
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Proses Pendakian (Photo by Ekspedisi Netra)
Pendakian dilakukan selama empat jam lebih untuk sampai ke puncak gunung Manglayang tanpa ada kendala apapun. Sebab sebelumnya ada pembekalan dan persiapan yang benar-benar matang. Hebatnya dan sungguh luar biasanya, teman-teman tuna netra tetap saling mendukung dan bergandengan dalam setiap perjalanan ekspedisi ini. Bahkan selalu solat lima waktu secara berjamaah di puncak gunungnya. Sungguh, membuat saya merinding. 
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Menuju Puncak Gunung Manglayang Ekspedisi Netra (Photo by Ekspedisi Netra)
Sekali lagi, kegiatan ekspedisi ini adalah hal yang benar-benar luar biasa. Ketidak sempurnaan dalam diri manusia tidak bisa menghalangi tekad dan niat kesungguhan dalam diri seseorang untuk merasakan sesuatu yang banyak dikatakan tidak mungkin oleh orang di luar sana. Keindahan dan kenikmatan dari alam bebas tidak semuanya bisa dirasakan oleh mata, tapi hati yang tetap berjuang dan bersyukur kepada Sang Pembuat Keindahan itu sendiri. Sangat menginspirasi sekali ekspedisi netra ini. ^ ^
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Upacara Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Puncak Gunung Manglayang Ekspedisi Netra (Photo by kang Aboy)

Read More »

Sabtu, 28 Oktober 2017

Wisata Bapetra

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Rintara Jaya Jatim (Dok. Pribadi)

Banyak permainan namun ini bukan permainan biasa. Banyak hiburan tapi sayang, sedikit yang memberikan edukasi.

Menjadi petualang, akan selalu haus ingin tahu dengan segala tempat yang menjadi pijakan. Seketika akan menjadi detektif dan pengamat yang baik dengan tampilan seadanya. Tapi begitu usai dengan misi pijakannya, akan banyak pelajaran baru yang didapat dan pastinya akan ada kewajiban untuk berbagi olehnya. Sayang jika harus menguap dan sedikit orang yang tahu.

Pasuruan yang dikenal juga dengan sebutannya sebagai kota santri menyimpan banyak keunikan yang harus dieksplor di dalamnya. Wisata bapetra, orang mengenalnya demikian. Tempat wisata yang banyak menyimpan segudang pengetahuan dengan suguhan berbagai permainan tradisional Indonesia. Letaknya yang strategis tak jauh dari terminal pandaan dan masjid Cheng Ho, sayang jika harus dilewatkan. Tepat di desa Sumber Rejo, Pandaan, Pasuruan.

Wisata Bapetra memang bisa dikatakan masih sangat baru. Juni, 14 tahun 2017 tempat ini resmi dibuka. Sebuah kreatifitas luar biasa ditangan pemuda cantik  dan juga merupakan salah satu dari tim Rintara Jaya yang biasa di sapa mbak anik. Membuktikan rasa cintanya terhadap tanah air ini. Saat ditemui bersama tim Rintara Jaya lainnya yang mengadakan camp sekaligus temu kangen dalam rangka silaturrahmi menjelaskan bahwa tempat ini merupakan ide yang sejak lama digagasnya saat masih berkuliah di salah satu universitas negeri di kota Apel. Bermula dari sebuah karya tulis yang miris dengan keadaan anak-anak Indonesia yang mulai melupakan permainan tradisional. Saat inilah impian yang hanya sebuah gagasan tersebut terwujud.

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Permainan Egrang (Dok. Pribadi)

Di tempat ini, akan ditemui berbagai jenis permainan trasional dari berbagai daerah yang jarang kita lihat. Segala jenis permainan yang ada diberikan sambil mengedukasi. Seperti, permainan bekel, lompat tali, Sumpitan, holahop, egrang dan banyak permainan lainnya. Tidak hanya permainan, ditempat ini pun ada kegiatan untuk segala jenis olahraga tradisional dan parenting.  Semakin unik dan penasaran dengan tempat inikan? Mari turut merasakan sensasi di tempat yang ciamik ini. 

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Permainan Bekel (Dok. Pribadi)

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Rintara Jaya Jatim Camp

Read More »

Selasa, 24 Oktober 2017

Taman Kelinci Mengedukasi

Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Taman Kelinci (Dok Pribadi)
Lagi, sudah terbaca satu moment dan terekam dalam ingatan. Setelah coban rais atau sebelumnya bernama Coban Sabrangan, sekarang hengkang menuju satu tempat dikawasan Batu lainnya. [baca: Moment Coban Rais] Berbekal smartphone yang mulai canggih di era ini. Cukup memudahkan kemana arah tujuan selanjutnya. Aplikasi Gmaps memberikan arah terbaiknya untuk segera tiba di salah satu kawasan yang tak kalah unik. Bagi pembaca jika pernah tahu sebuah film The Lord Of The Ring, pastinya pernah tahu juga rumah Hobbit di film tersebut. Nah, kali ini salah satu destinasi yang mengingatkan akan rumah tersebut adalah Plaza Garden Wisata Edukasi Rabbit Field atau dikenal mudah dengan Taman Kelinci yang letaknya di daerah Paralayang, Batu.
Pembangunan disektor pariwisata kota Batu memang bagus dan terus dikembangkan tiap tahunnya. Termasuk Taman Kelinci ini. Satu destinasi wisata yang mulai heboh diperbincangkan khalayak umum sejak tahun 2016 lalu. Tempat ini sangat cocok untuk ditambah kedalam daftar petualangan pembaca saat di Batu. Apalagi kalau bersama keluarga, saya merekom tempat ini. Selain harga tiket masuk yang sangat bisa dijangkau dengan Rp 5000 saja. Parkir motor masih standart hanya Rp 2000 dan mobil Rp 5000, tempatnya pun tepat untuk wisata bermain dan berfoto ria.
Sejauh mata memandang, perbukitan yang ada di taman ini sungguh bagus. Ditambah dengan adanya taman bunga bewarna-warni, indah untuk dipandang. Di sisi lain, terdapat rumah hobbit mungil. Unik sebagai latar belakang berfoto ria. Dari atas, terlihat kelinci-kelinci keluar-masuk dari kandangnya yang dibentuk menyerupai rumah-rumah kecil. Waw, luar biasa pemandangan yang dimanjakannya. Sayang jika harus dilewatkan begitu saja tempat ini. Harus dicoba dan diabadikan setiap moment-nya.
Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Edukasi Taman Kelinci (Dok. Pribadi)
Selain itu, Taman Kelinci ini juga bisa digunakan sebagai sarana mengedukasi seorang anak. Tempatnya yang dingin dan tidak terlalu panas, cocok untuk mengajak bermain di sekitar taman bersama kelinci-kelinci sambil mengenalkan jenis bunga disekitarnya. Dari luar taman ini, terdapat orang-orang yang berjualan segala macam makanan dan cemilan yang tertata rapi ditempat yang sengaja dibuat untuk para pedagang. Jadi tak usah khawatir jika pengunjung merasakan lapar dalam petualangan. Aman, tak perlu bersusah payah mencari makanan di tempat yang jauh dari taman kelinci ini Selamat berpetualang sang pejalan. ^ ^
Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Bocah Jelajah Rabbit Field (Dok. Pribadi)

Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Rumah Hobit Bersama Mbak Zie Bocah Jelajah (Dok. Pribadi)

Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Edukasi Kelinci Bersama Mas Danang Bocah Jelajah (Dok. Pribadi)


Read More »

Sabtu, 26 Agustus 2017

Moment Coban Rais

DSC_0287
Bocah Jelajah (Dok. Pribadi)
Berulang kali bergiat di kota apel namun belum pernah singgah untuk berkunjung di satu tempat yang luar biasa kali ini. Perjalanan hidup yang satu ini sungguh indah. Menikmati sebuah petualangan yang mungkin moment-nya sekali. Pemandangan bisa saja berulang kali direkam dalam kamera. Tapi soal rasa dan moment belum bisa semuanya tertangkap dalam mesin tiruan mata.

Di kota Batu ada satu tempat yang dahulunya dikenal dengan Coban Sabrangan. Namun, akhir-akhir ini ngehits diperbincangkan oleh masyarakat umum sebab adanya inovasi baru di sekitar coban tersebut, dan lebih terkenal dengan sebuatan Coban Rais. Jika pembaca menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat ini namun tidak memutuskan untuk mendekati cobanya, penulis katakan "Anda sangat merugi".  Sayang sekali, satu moment petualangan telah dilewatkan.

Memang benar, tempat ini booming digencarkan baik melalui media sosial atau pemberitaan lainnya. Sebab view yang memanjakan mata untuk segera berfoto ria. Mengabadikan setiap titik di tempat ini. Inovasi yang dibuat di sekitar coban rais tersulap dengan beberapa spot unik, seperti adanya garden flower dan wahana foto both. Tempat inilah yang menjadi jujukan bagi pendatang dan itu sudah biasa,menurut penulis, berbeda jika di tempat air terjunnya. Air terjun dari tempat  ini masih jarang yang mau menjamahnya. Hal ini, dikarenakan medan untuk menuju tempat ini. Penuh tantangan, keren, dan seru.

traking 6
Tracking Coban Rais (Dok Pribadi)

Jalur yang dilewati untuk menuju air terjun berkelok. Semak-semak, bebatuan dan tanah lumpur harus dilewati. Apalagi menanjak ke tempat yang lebih tinggi. Waw, amazing. Sekitar 1 jam harus berjalan menuju coban. Dengan tantangan jalan yang luar biasa ditambah harus menyebarangi sungai-sungai kecil berbatu dan licin. Sebab ini juga, katanya coban rais bernama coban sabrangan sebelum berganti nama.

traking 1
Melewati Berbatuan Licin (Dok. Pribadi)
Lelah, pasti. Capek, apalagi. Namun, semuanya akan terhempas begitu saja ketika pengunjung mendekati dan melihat secara langsung air terjun yang luar biasa indahnya ada di depan mata. Udara dingin tidak akan peduli demi menikmati dan mendekat ke air terjun. Jadi, akan sangat disayangkan. Jika pengunjung tidak menjelajahi air terjunnya dan lebih memuaskan diri untuk berfoto-foto di sekitar flower garden atau wahana foto saja. Petualang sejati akan selalu mencoba hal baru dan haus akan tantangan dan salalu ingin tahu. Bersemangat dalam langkah dan asa yang tetap terjaga. Selamat mencoba.

tracking
Melewati Sungai (Dok. Pribadi)

traking 3
Terus Menyusuri Tracking (Dok. Pribadi)

sampai coban
Air Terjun Coban Rais (Dok. Pribadi)

sampai
CobaCoban Rais Edisi Foto-Foto (Dok. Pribadi)

ayunan
Salah Satu Spot Foto di Area Gorden Flower (Dok. Pribadi)


DSC_0286
Edisi Kedua Area Gorden Flower (Dok. Pribadi)

DSC_0823
Edisi Lainnya Area Spot Foto Gorden Flower Cuban Rais (Dok. Pribadi)
Read More »

Kamis, 01 Juni 2017

Gong Perdamaian Nusantara Palu

Urek-urek berlanjut kembali. Rasanya ada beban moral jika tulisan itu tidak dikhatamkan. Tempo hari saya mengulas sebuah cerita yang saya jejakkan di sini [baca: Palu dengan Taman Edukasi Nosarara Nosabatutu]. Perjalanan ini belum berakhir, masih berkutat dengan Taman Edukasi. Setelah Nosarara Nosabatutu, saya hengkang dari tempat tersebut. Bergeser ke satu tempat yang harus saya kepoin.

Panasnya Palu, saya tepis untuk menuju sebuah gong. Disebutnya Gong Perdamaian yang disimbolkan sebagai perdamaian nusantara. Adanya simbol perdamaian di salah satu ibu kota povinsi Sulawesi Tengah, mungkin sudah tidak asing lagi alasannya. Di provinsi ini memang sering diberitakan adanya konflik. Konflik yang memicu peperangan antar sesama. Nah, sebab alasan itulah gong ini didirikan untuk mempererat tali persaudaraan dan perdamaian dari segala ricuh yang mengandung konflik. Baik konflik antar agama, ras, budaya, suku bahkan adanya teroris.

budaya, edukasi, gong perdamaian, Home, Indonesia, Inspiratif Story, keren, konflik, May Khakasa, monumen, Nusantara, Palu, penulis, Siti Muyasaroh, sulawesi tengah, traveling, writer, provinsi, simbol, nusantara, lambang, indonesia, seni, kearifan, patung, indah, pemandangan, wisata, wisata alam, touring
Gong Perdamaian Palu (Dok. Pribadi)

Sangking pentingnya gong ini, hingga menuju tempatnya pun harus melepas alas kaki. Setelah melewati beberapa anak tangga, barulah saya bisa dikatakan benar-benar berdekatan dengan gong ini. Telihat pada gongnya ada satu lingkaran yang paling dalam dan kecil. Bentuknya menonjol ke depan dengan gambar peta NKRI. Lingkaran kedua terdapat lima simbol agama yang ada di Indonesia. Diluar simbol tersebut ada sebuah tulisan “Gong Perdamaian Nusantara, Sarana Persaudaraan dan Pemersatu Bangsa”. Kemudian terdapat 33 simbol provinsi dan sekitar ratusan simbol daerah dari berbagai kota dan kabupaten di Indonesia.

Sudah puas mengamati sekaligus berfoto gembira di area gong, dari tempat saya berdiri tepat  di depan gong saya melihat kota Palu beserta pegunungan dan lautnya sejauh mata memandang. Lagi-lagi, indra penglihatan saya dimanjakan oleh indahnya Indonesia. Saat saya tengok ke arah bawah tepat saya berdiri ada sebuah patung. Patung seorang wanita dengan membawa sebuah kendi yang berisikan air. Katanya, patung tersebut dilambangkan sebagai ibu pertiwi yang selalu menyirami kesuburan tanah air. Sama halnya juga dengan sebuah patung di sisi lain yang terlihat membawakan sebuah alat musik tradisional yang katanya pun dilambangkan sebagai seninya Indonesia. Wah... sungguh indah bukan main patung-patung dan hiasan ditempat ini yang ternyata dalam setiap sisinya mengandung sebuah makna. Makna yang harus kita pahami. Dihormati dalam keadaanya. Dan dijalani dalam setiap artiannya. Alangkah indah benar, jika makna dari bentuk setiap perlambangan dan patungnya benar-benar ada untuk diaplikasikan dalam kehidupan yang sesunggunya. Agar tidak hanya menjadi lambang-lambang yang sejatinya ia berkata namun tak berdaya untuk digerakkan dan diwujudkan.


budaya, edukasi, gong perdamaian, Home, Indonesia, Inspiratif Story, keren, konflik, May Khakasa, monumen, Nusantara, Palu, penulis, Siti Muyasaroh, sulawesi tengah, traveling, writer, provinsi, simbol, nusantara, lambang, indonesia, seni, kearifan, patung, indah, pemandangan, wisata, wisata alam, touring
Gong Perdamaian (Dok. Pribadi)

budaya, edukasi, gong perdamaian, Home, Indonesia, Inspiratif Story, keren, konflik, May Khakasa, monumen, Nusantara, Palu, penulis, Siti Muyasaroh, sulawesi tengah, traveling, writer, provinsi, simbol, nusantara, lambang, indonesia, seni, kearifan, patung, indah, pemandangan, wisata, wisata alam, touring
Di depan Gong Perdaaian (Dok. Pribadi)


Read More »

Sabtu, 27 Mei 2017

Palu dengan Taman Edukasi Nosarara Nosabatutu

Provinsi yang satu ini memang panas. Letaknya yang termasuk nol derajat dari garis khaltulistiwa membuatnya menyengat. Nah, kali ini saya ingin menuliskan satu tempat yang sempat saya singgahi ditengah-tengah riuhnya aktifitas di kota Palu, Sulawesi Tengah.

Terik matahari di kota ini memang tinggi, ditambah pula kondisi tanah yang lebih banyak berpasir dan liat. Sejenis tanah alluvial yang memiliki unsur zat hara yang sedikit menambah hawa sumer kata orang jawa. Walau demikian, tempat ini indah. Seperti taman edukasi Nosarara Nosabatutu yang saya kunjungi. Tempatnya agak sedikit naik ke perbukitan. Sejauh mata memandang dari atas perbukitannya, kota palu terlihat dengan jelas bersama pegunungan dan lautnya yang sungguh memanjakan mata. Indonesia memang luar biasa kerennya.

bukit, edukasi, gong perdamaian, Home, Indonesia, Inspiratif Story, May Khakasa, monumen, nosarara nosabatutu, notes, Palu, perjalanan, Siti Muyasaroh, sulawesi tengah, taman, traveling, nosarara nosabatutu, palu, wisata, gong, liburan, taman, bukit, brigadir
Nosarara Nosabatutu (Dok. Pribadi)
Tiba-tiba saya kepo tentang satu taman edukasi ini sebab bentuknya yang unik. Saya coba menyusurinya. Saya berdiri tepat di depan bangunannya. Saya amati diam-diam mulai dari bawah hingga ujung. Dan sungguh, lagi-lagi saya dibuat takjub. Taman ini memang masih terhitung baru, umurnya masih muda. Diresmikannya baru bulan Mei 2014 lalu oleh Brigadir Dewa Persada. Letaknya ada di kelurahan Tondo, Mantikulero, kota palu. Bentuknya yang berundak dan diatasnya ada sebuah patung obor. Menambah gagahnya bangunan. Katanya, tempat ini menjadi simbol semangat persatuan dan persaudaraan dari seluruh anak bangsa. Sengaja bentuk bangunan ini sedemikian rupa dibuat pasti ada artinya. Ada tiga tingkat undakannya, yang memiliki makna keseimbangan dalam hidup. Yang menggambarkan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan penciptanya dan manusia dengan lingkungannya.

bukit, edukasi, gong perdamaian, Home, Indonesia, Inspiratif Story, May Khakasa, monumen, nosarara nosabatutu, notes, Palu, perjalanan, Siti Muyasaroh, sulawesi tengah, taman, traveling, nosarara nosabatutu, palu, wisata, gong, liburan, taman, bukit, brigadir
Di depan Taman Edukasi Nosarara Nosabatutu (Dok. Pribadi)
Berlanjut pada atapnya. Ada yang unik, di sini ada berbagai lambang tempat ibadah semua agama di tanah air. Yang maknanya juga akan bersambung pada sikap saling menghormati dan menghargai segala bentuk keyakinan dalam beragama. Di luar bagunan ini ada satu tempat yang tak kalah bagusnya untuk dituliskan. Apa itu?? Tunggu sejenak coretan saya selanjutnya. Selamat berkarya sang pejalan. ^ ^

bukit, edukasi, gong perdamaian, Home, Indonesia, Inspiratif Story, May Khakasa, monumen, nosarara nosabatutu, notes, Palu, perjalanan, Siti Muyasaroh, sulawesi tengah, taman, traveling, nosarara nosabatutu, palu, wisata, gong, liburan, taman, bukit, brigadir
Di atas bukit Nosarara Nosabatutu (Dok. Pribadi)

Read More »

Kamis, 25 Mei 2017

Masjid di atas (Laut) Kota Palu

Tak pernah berhenti untuk menyebutkan kalimat-kalimat keagungan Sang Illah. Saat berdiri dalam sebuah ketakjuban yang luar biasa. Sontak saya berpikir, "ini bukan sebuah perjalanan bertugas yang biasa-biasa saja, so amazing,”. Tak sabar saya menuliskan perjalanan ini dalam note yang ada pada mesin genggam buatan manusia. Bukan tentang tugas apa yang sedang saya lakoni. Tapi sebuah perasaan kagum. Kagum dengan segala yang terjadi sejauh mata memandang.

Salah satu ibu kota di Sulawesi, tepatnya di kota Palu. Ada sebuah tempat, dimana tempat tersebut indah dengan hiasan kelap kelip lampunya, jalanannnya seperti lorong tanpa atap yang memesona. Berjalan diatasnya dengan pemandangan kanan dan kiri laut yang berirama nyanyian duyung. Sungguh memesona untuk memanjakan indra penglihatan.

Home, Indonesia, Inspiratif Story, masjid terapung, jembatan kuning, kota, icon, lamang, nusantara, islam, damai, keagungan, May Khakasa, Palu, pengalaman, perjalanan, Siti Muyasaroh, sulawesi, sulawesi tengah, traveling, travelling, Masjid, Palu, mercusuar, gubernur, argam bab al rahman, laut, indonesia, pesona
Masjid Terapung Palu (Dok. Pribadi)
Dikenalnya dengan sebutan masjid terapung kota palu, masjid Argam Bab Al Rahman yang diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah pada tanggal 12 Januari 2012. Masjid ini berada ditengah-tengah kota. Dekat sekali dengan salah satu jembatan yang menjadi icon kota ini. Nanti saya bahas tentang jembatan itu di lain tulisan saja. Saat ini, hati saya menggebu untuk menggoreskan satu tempat yang membuat saya sedari tadi terkagum. Masjid terapung.

Bukan persoalan tentang indahnya masjid yang kerap malam kubahnya memancarkan tujuh warna dengan alat khusus didatangkan langsung dari Cina. Bukan karena suasana yang dibawa angin bersama deburan ombak laut yang belum terlalu kuat. Pun bukan karena letaknya yang berada di tengah laut yang diberdirikan dengan pilar-pilar beton berkedalam puluhan meter. Namun, sebuah perasaan yang luar biasa dirasakan. Saya bersujud kepada Rabb Yang Maha Agung di atas keagungan tempat ini. Sungguh tak ada kata atau kalimat yang indah lagi untuk tertuliskan selain kalimat-kalimat keindahan-Nya. Allahu Akbar, MasyaAllah.

Home, Indonesia, Inspiratif Story, masjid terapung, jembatan kuning, kota, icon, lamang, nusantara, islam, damai, keagungan, May Khakasa, Palu, pengalaman, perjalanan, Siti Muyasaroh, sulawesi, sulawesi tengah, traveling, travelling, Masjid, Palu, mercusuar, gubernur, argam bab al rahman, laut, indonesia, pesona
Teras Masjid Terapung Palu (Dok. Pribadi)

Read More »

Kamis, 20 April 2017

Jalan Baru Penikmat Wedang

Ada satu cerita lagi yang ingin saya tulis. Sayang jika ini dilewatkan. Pada postingan saya lalu (baca: Kuliner mantap di (Pulau) Kota Kecil), sedikit saya ceritakan tentang satu kuliner yang tidak kalah mantap. Jenis kuliner yang berasal dari satu kota kecil di pulau yang dikenal dengan bentuknya menyerupai huruf “K”. Dimana saat ini saya berdiri pada satu sudut provinsinya, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tengah, kota Toli-toli.

Udara di kota tersebut saya akui, memang sangat panas. Dibanding dengan kota Surabaya, kota ini tak kalah panasnya. Bedanya kota metropolitan kedua tersebut berudara panas, sebab terik matahari di atas ubun-ubun kepala ditambah dengan udara kotor dari padatnya kendaraan dan gedung-gedung yang menjulang  tinggi berbahan kaca, sedang kota kecil ini bukan karena hal itu. Selain karena mataharinya, udara panas dari laut yang terasa menggigit kulit.

Sejauh mata memandang, memang kota ini penuh pesona. Pegunungan tertata dengan indah dan hamparan laut terbentang dengan luasnya. Sungguh, jika pembaca berkunjung ke tempat ini akan banyak senyuman dan ketakjuban. Kali ini saya bukannya akan membahas tentang indahnya kota ini, nanti saja di lain cerita. Ini sekadar pembukaan.

Rabu (1/3) setelah aktifitas sehari yang melelahkan, kali ini ada seorang rekan yang mengajak untuk sejenak beristirahat menikmati udara segar sembari berjalan menuju persinggahan. Kami melewati sebuah tempat yang bisa dikata sederhana tapi indah. Tepatnya jalan Baru di sudut kota ini, terdapat tempat ngopi, ngopinya anak muda. Tempat ini buka mulai sore hingga malam hari. Walau tempatnya hanya sederhana dari dipan, tak pernah sepi dari pengunjung. Sebab yang disugguhkan adalah ciri khas dari kota ini.

wedang, kuliner, jahe, anget, susu, tradisional, nusantara, minuman jahe, minuman susu, toli-toli, sulawesi, sulawesi tengah, terpencil, kuliner, jalan-jalan, wisata, pantai, dermaga, laut, bukit, sareba, khas, dabu-dabu, rica, pedas, enak, nikmat, susu, ngopi, kopi, santai, sore, senja, baru,khas, pulau, traveling, pengalaman
Sareba (doc. Pribadi)
Terkenal dengan namanya “Sareba” minuman khas kota ini. Sejenis wedang jahe yang diseduh dengan susu. Jahenya sangat terasa di lidah, berbeda dengan minuman jahe yang pernah saya rasakan di Jawa, ada ciri khasnya sendiri. Ketika meminumnya, rasa susu yang bercampur dengan wedang jahe masih tertingggal nikmatnya di bibir. Sareba di kota ini selalu dihidangkan dengan pisang goreng dan tak lupa dengan rica-rica. Semua makanan yang disajikan di kota ini selalu disandingkan dengan rica-rica. Entah, makanannya manis ataupun asin selalu bersama rica-rica ataupun dabu-dabu.

wedang, kuliner, jahe, anget, susu, tradisional, nusantara, minuman jahe, minuman susu, toli-toli, sulawesi, sulawesi tengah, terpencil, kuliner, jalan-jalan, wisata, pantai, dermaga, laut, bukit, sareba, khas, dabu-dabu, rica, pedas, enak, nikmat, susu, ngopi, kopi, santai, sore, senja, baru,khas, pulau, traveling, pengalaman
Pesona Sareba (Dok. Pribadi)
Selain minumannya yang nikmat, tempatnya pun sangat memesona. Meminum sareba bersama pisang goreng lengkap dengan rica-rica, ditambah dengan ruangan terbuka berhadapan dengan lautan dan gunung, sungguh sangat memanjakan mata dan rasa. Tempat ini memang akan dirindu bagi tiap orang yang mengunjunginya. Sungguh ciamikkk.

Read More »

Minggu, 05 Maret 2017

Kuliner Mantap di (Pulau) Kota Kecil

Melakukan perjalanan di suatu kota ataupun menetap untuk melakukan kepentingan tertentu, tidak afdhol jika belum mengetahui ciri khas kota tersebut. Nah, kali ini saya akan sedikit bercerita tentang makanan khas dari kota Toli-toli yang terletak di Sulawesi Tengah. Kota Toli-toli ini merupakan kota kecil yang sudah maju dari beberapa pulau kecil di Sulawesi Tengah. Sistem transportasi yang tertata bagus, mulai dari alat transportasi darat, laut, maupun udara. Bangunan sekolah yang sudah berjajar rapi mulai dari playgroup hingga perguruan tinggi. Dan beberapa aspek kehidupan lainnya.

Sebenarnya, bukan pertama kali saya datang ke kota ini, entah untuk kesekian kalinya, tak terhitung. Tapi tetap rindu dengan tempat-tempat yang ada di kota tersebut. Mungkin karena kota ini adalah tanah kelahiran saya dan sebab itu pula jika adanya suatu kepentingan yang harus dilakukan di kota tersebut, saya akan mengiyakan.  Sejauh mata memandang, kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan laut yang apik nan indah. Berbeda dengan kota-kota di Jawa Timur yang pernah saya singgahi.

Ada salah satu jenis makanan yang wajib dicoba dari kota ini. Orang-orang menyebutnya “ambal”. Hati-hati kalau mendengar jenis makanan ini, sebab jika orang Jawa ke kota tersebut sering salah dengar dengan kata “hambal”. Penambahan huruf “h” salah besar dalam pemahamnnya, sebab keduanya berbeda jauh. Hambal dalam bahasa jawa merupakan sejenis tikar atau karpet, tapi ambal adalah sejenis makanan khas dari kota tersebut. Jika boleh dikatakan, di kota-kota besar terdapat jenis makanan yang dikenal pizza. Nah, ambal ini bisa juga disebut mini pizza khas kota Toli-toli yang rasanya akan mengalahkan rasa pizza.

kota, kuliner, traveling, jalan-jalan, wisata, tradisioanal, nusantara, makanan, makan, minum, minuman,ambal, hambal, sulawesi, sulawesi tengah, tungku, api, bara, panas, dabu-dabu, karpet, sambal, minyak, main, pizza, enak nikmat, toli-toli, daerah terpencil, subur, wajan, memasak, belajar, lalapan, pedas, jawa, siti muyasaroh
Kuliner Ambal (Doc. pribadi)
Ambal terbuat dari sagu yang didalamnya terdapat ikan-ikan kecil yang disebut cakalang. Cara membuatnya pun unik, dimasak diatas tungku api dengan penggorengan menggunakan wajan kecil  yang terbuat dari tanah liat. Karena dimasak tanpa menggunakan minyak jadi aman untuk orang yang memiliki kolesterol tinggi. Jika sudah matang, ambal akan disajikan dengan jenis lalapan yang disebut daun kemangi. Tidak ketinggalan dabu-dabu, sejenis sambal yang pedihnya bukan main. Jika orang yang suka pedas, mantap untuk mencoba jenis makanan ini. Jadi, selamat berkulineria sang Pejalan...
Read More »

Sabtu, 25 Juni 2016

Chatingan Sama Orang Luar Negeri, Sambil Belajar Lagi

Katanya, belajar bahasa yang bisa membuat kita mahir secara langsung salah satunya dengan pergi ke negaranya. Waduh, akomodasi kesananya itu yang belum cukup, masih ditabung. He-he-he. Mau khursus lagi pun, sepertinya tidak sekarang. Masih ada yang lebih diprioritaskan.  Lantas diam saja? Menunggu wangsit datang tiba-tiba, mendadak pintar berbahasa. Waaaa.. cara dari mana itu?. Sepengetahuan saya sampai saat ini, orang bisa karena mau dan berani untuk belajar. Kalau ada cara yang instan, ikutan wes. Bagi-bagi dong caranya.

Saya mempunya impian. Suatu hari nanti saya bisa berkunjung ke negara tetangga. Berinteraksi, berdiskusi, saling berbagi pengalaman, dan berkawan dengan mereka. Sama siapa saja yang penting dalam arah kebaikan. Kalau saya mau flashback, sejak kecil lingkungan sudah pake bahasa Jawa, asli Suroboyo-an. Keluarga pun saklek tulen Suroboyo-an ya meski terkadang campur sih dengan bahasa Nasional, Indonesia. Keluar SD, saya move on. Allah kasih Jalan kepada saya untuk sekolah di lingkungan yang benar-benar baru. Dan menurut saya ya.. yang masih super cupu abis anak kampungan, terus di sekolahin sama anak-anak kotaan. Apalagi lingkungan sekolah yang menerapkan 3 bahasa. Inggris, Arab dan pastilah bahasa Indonesia. Biuuhh, ampun ya.. Perubahan lingkungan yang menurut saya sangat drastis, mental usia kecil saya sedang diuji. Sampai-sampai seminggu selepas masuk sekolah tepar, sakit seminggu. Demam, panas tinggi-dingin. Orang tua tak tahu kenapa anaknya tiba-tiba sakit seperti ini. Suatu malam, saya cerita ke Ibu saya. Lingkungan Sekolah yang sangat baru itu. Yah.. curhatannya anak-anak SMP lah. Cerita panjang lebar kali tinggi. Dan Ibu hanya bisa mendengar saja. Beliau pun belum tahu seperti apa sekolah itu. Hanya kakak saya yang tiap kali riwa riwi ke sekolah, mengurus administrasi dan keperluan saat pendaftaran sekolah itu. Dari hasil curhatan itu, ternyata ibu cerita ke kakak. Memungkinkan kalau saya, sepertinya sedang shock berat. Kaget dengan sekolahnya yang saat itu. Putus asa. Apalagi, sempat saya keceplosan bilang sambil nangis belum kuat sekolah yang seperti itu.

Setelah mendengar cerita dari Ibu, Gak perlu menunggu lama. Saya di dudukkan sama kakak saya. Diberi wejangan-wejangan. Eh, nasihat lebih tepatnya. Yang membuat saya harus bangkit kembali. Nasihat apa itu??? Belum bisa dituliskan disini. Hanya saya dan kakak saya yang tahu. Hingga membuat saya berjanji demi... ha-ha-ha. Dan janji itu pun hingga saat ini masih saya perjuangkan untuk mewujudkannya. Yang jelas impian perubahan lebih baik untuk orang-orang yang saya cintai dan sayangi. Semua ada prosesnya yang penting berani untuk memulainya.

Hebatnya setelah peristiwa duduk bersama itu, saya tiba-tiba sembuh. Mungkin ini yang dibilang. Obat yang paling manjur itu ada pada keyakinan dari dalam hati. Oke, Saya berupaya untuk beradaptasi. Berusaha untuk belajar bahasa disana. Bekal bahasa Arab, okelah, dari keluarga bisa. Indonesia, bisalah. Eittt tapi untuk satu bahasa ini. Inggris. Tepok jidat saya. Basic-nya sangat kurang sekali. Tapi, lingkunganlah yang membantu saya. Apalagi guru-guru di SMP buaik puooll. Telaten ngajari saya. Saya masih ingat betul, reading time setelah makan siang saya gunakan untuk pergi ke beliau. Yang lain baca-baca di kelas atau di perpus. Saya nongkrong di kantor. Ha-ha-ha. Belajar pengucapan kata. Seiring waktu saya bisa menyamai mereka. Mengerti dengan berbahasa inggris-an.

Dilanjut, berbahasa inggris untuk saat ini. Sangatlah penting. Biar gak kalah sama orang-orang hebat diluar sana. Ketika kita bisa dan mengerti. Jangan diendapkan saja, digunakan saat kita perlu saja. Misal, saat mencari jurnal-jurnal berbahasa inggris atau mencari referensi-referensi lain dengan menggunakan bahasa asing ini. Harus selalu di-update.

Ada satu cara. Mudah kita lakukan. Diawal kali saya buka tulisan ini. Belajar bahasa yang manjur ya di negaranya. Terus kalau belum bisa melalang kesana? Bagaimana? Tenang, banyak cara menuju Roma. Eh, ganti-ganti. Banyak cara menuju Mulyosari, Surabaya. Lebih dekat dengan rumah saya. Mari bersilaturrahmi. Balik, dilanjut dulu. Ramadhan tahun ini kadang saya gunakan untuk ber-chating ria saat jam-jam istirahat dari aktifitas saya. Chatingan-nya bukan sama orang yang satu bangsa dan satu bahasa. Melainkan dengan orang di negeri seberang sana. Say hello, say something, and share info. Tujuannya hanya satu. Belajar dan selalu update bahasa kita. Learning by doing. Khususnya di conversation saya. Dari sini. Secara tidak langsung kita akan terpancing untuk mengatakan sesuatu. Contoh, saya ada seorang teman yang berasal dari Malaysia. Namanya nur sabrina. Kebetulan dia muslim, umurnya masih 20 tahun, saya tanya saja suasana ramadhan di sana. Budaya, adat dan apa saja yang berhubungan dengan bulan ramadhan. Kan pasti beda dengan indonesia. Sedikit-sedikit saya pun minta diajari bahasa mereka. Lain dengan teman yang ada dari India, umurnya sudah 45 tahun seorang bapak-bapak. Setahu saya, budaya dan adat di India cukup buanyak. Apalagi India juga salah satu negara yang mendapatkan penghargaan sebagai negara yang memiliki budaya terbanyak di dunia menurut UNESCO selain Indonesia. Nah, saya angkat topik ini ke pembicaraan. Apalagi saat ini di Indonesia sedang demam-demanya dengan virus perfilman India. Terus adalagi teman dari Algeria seorang electical engineer, London dan negara-negara lainnya. Dan serunya dari beberapa teman yang saya ajak berbicara ini akan mengirimkan kartu lebaran kepada saya nanti. He-he-he

Banyak situs chating yang beredar untuk menambah teman sekaligus belajar dengan mereka. Kalau saya sendiri. Menggunakan situs www.hospitalityclub.org dan www.interpals.net. Alangkah indahnya jika kita manfaatkan akun-akun media sosial untuk hal-hal yang positif. Selamat belajar dan berproses. ^ ^
Read More »

Jumat, 01 Januari 2016

Ini Perbedaan Antara Kakak dan Adek

Bulan Mei 2014 lalu, tepat tanggal 9 hari jumat sekitar pukul sembilanan malam. Aku masih ingat betul dengan kejadian itu. Pengalaman pertama kali bagiku, yang memberikan pelajaran berharga. Saat itu aku usai mengantarkan teman ke stasiun Bungur Sidoarjo. Perjalanan pulang menuju rumah tiba-tiba sebuah sepeda motor dari arah yang berlawanan menghantam sepeda motorku. Tak sempat menghindar, sebab begitu cepatnya motor itu melintas dan tubuh pun jatuh bersama motor seketika juga. Sejanak gelap, tapi sebelumnya aku sempat melihat motor yang menghantam diri ini masih bisa berdiri dan dengan cepat lari.

Lebih tepatnya aku korban tabrak lari.

Beruntung tempat kejadian itu tepat di depan supermarket yang terletak di sekitar Semolowaru, dekat sekali dengan kampus Institut swasta di Surabaya bagian timur. Orang-orang disekitar supermarket langsung berkerumunan menolong. Suara ribut yang terdengar berhasil membukakan mataku. Ada seorang Bapak yang membantu membukakan helm yang ku kenakan. Kaca helm itu sudah pecah. Sepeda motorku, entah bagaimana keadaannya. Yang terpenting saat itu adalah keselamatan diri dulu. Ada juga dua orang perempuan yang membantuku berdiri dan memapah tubuh ini ke teras supermarket itu. Awalnya, aku akan langsung dibawah ke rumah sakit oleh kedua perempuan itu. Sebab darah dari kening, tulang pipi, tangan, dan kaki keluar dengan begitu saja. Tapi, aku menolak dan meminta tolong untuk membawaku ke pinggir jalan dulu. Tujuannya, agar aku merasa tenang dulu. Karena setelah adanya kecelakaan, pastilah kondisi tubuh tiba-tiba kejang. Kaget. Gemetar. Dan apalah namanya.

Aku melihat satu dari perempuan itu tergopoh-gopoh dari dalam supermarket dengan membawa sebotor air minum, tisu dan kapas untuk membersihkan darah yang mengalir di area wajahku. Setelah kondisiku sedikit tenang. Kedua perempuan itu, kembali memintaku untuk dibawa ke rumah sakit. Takut-takut ada kenapa-kenapa denganku. Baik sekali kedua perempuan itu. Namun, kembali ku tolak. Karena saat itu aku masih merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Malahan aku ingin pulang.

Nah, ketika aku berpikir pulang. Pastilah orang-orang rumah akan kaget, panik dan heboh. Apalagi kalau nenek dan ibu. Mereka orang pertama pastinya  yang khawatirnya minta ampun dan aku tak mau membuat mereka khawatir. Apalagi dengan melihat kondisiku yang masih berdarah-darah belum sepenuhnya dibersihkan. Saat itu juga aku putuskan untuk menghubungi salah satu teman dekatku yang ada di kampus dan urung menghubungi orang-orang rumah. Setelah mendengar bahwa aku kecelakaan intonasi suara dari HP berubah menjadi panik. Padahal saya menyampaikan kabar itu dengan hati-hati dan nada seperti tak terjadi apa-apa. Santai.

Akhirnya tak lama kemudian dia datang menjemput dan hendak mengantarkanku pulang. Lagi-lagi aku menolak. Meminta tolong untuk malam itu sementara waktu aku menginap dikosnya. Sambil membersihkan darah yang ada pada luka serta memimjam bajunya untuk berganti pakaian. Dia membolehkanku menginap malam itu, setelah saya memberinya penjelasannya.

Oke, sepanjang malam itu. Aku menahan sakit bukan main. Tapi tak berbicara kepada temanku itu. Tidurnya pulas sekali, aku tahu dia lelah dengan segala aktivitasnya di kampus. Saat adzan subuh terdengar, cepat-cepat ku hubungi kakak laki-laki ku. Aku tahu, dia kaget. Dan segera mungkin menjemput dikosan temanku itu. Dengan tertatih aku keluar dari kosan dan menghampiri kakakku. Aku tahu dari raut mukanya, ia hendak marah. Kenapa tak langsung menghubunginya malam itu. Tapi urung setelah melihat kondisiku dan mencoba memberikan pengertian. Bahwa saya tak mau membuat orang rumah khawatir dan memintanya untuk jangan memberi tahu nenek dan ibu dulu. Biarkan mereka tahu setelah saya sampai di rumah nanti. Setelah itu, aku langsung dibawa kerumah sakit terdekat. Dan menurut saja apa kata dokter atau perawat yang merawatku saat itu.

Sekarang beralih ke kejadian yang serupa, dua hari lalu sejak aku menuliskan cerita ini. Namun, kejadian itu bukan menimpaku lagi, melainkan adikku.

Kecelakan itu, terjadi ketika sebuah mobil hendak berputar kekanan. Tapi posisinya ia menyalakan reting lampu secara mendadak setelah motor adikku berada tepat di sebelah kanannya dengan kecepatan stabil tak menguranginya. Dan mobil itu secara tiba-tiba berbelok. Terjadilah kecelakan itu. Ia sempat lompat dan terguling-guling diatas terotoan. Orang-orang yang tahu kejadian itu langsung menghentikan mobil itu dan kata adik saya memang mobil itu awalnya tidak akan malarikan diri. Justru berhenti menolongnya. Disisi lain ternyata ada salah satu adek didikku yang pernah aku ajari ketika aku masih duduk di bangsu SMA mengetahui kejadian itu. Ia langsung berlarian menuju rumahku dan memberikan kabar itu langsung kepada ibu yang saat itu baru pulang dari musholah di seberang jalan. Sedang aku yang baru tiba di rumah setelah melakukan aktivitas sepanjang hari langsung beranjak lari menuju lokasi kejadian. Dan meminta adik perempuanku menjaga ibu untuk tetap di rumah.  Ternyata tempat kejadian sudah bubar. Dan pertanyaanku saat itu, dibawa kemana adikku tadi.

Aku mencoba tenang dulu, menghubungi kakak yang sedang bersama istri dirumahnya. Sepertiku sebelumnya, kakak langsung menuju tempat kejadian dan hanya menemukan aku seorang dengan wajah yang masih penuh kekhawatiran tapi mencoba tenang dengan tetap dalam pikiranku, adikku dibawa ke rumah sakit mana?

Akhirnya kakak memintaku untuk pulang. Ia yang akan mencari adikku dirumah sakit terdekat dari rumah dan lokasi kejadian itu. Mengabari ibu, menenangkan dan menjaganya. Sambil menunggung kabar dari kakak.

Tak lama kemudian, kakak mengabari bahwa adik sekarang berada di rumah sakit UNAIR dan menjalani perawatan. Serta tak perlu terlalu dikhawatirkan. Hanya luka-luka ditangan, kaki dan dijahit jari manis dan kelingkingnya. Setelah itu pulang.

Esoknya, seperti biasa. Adikku ini suka bercerita, ngelucu, dan bercanda. Serta kemampuannya untuk mengendalikan orang dan situasi cukup handal. Saat sore hari saya pulang kerumah. Aku duduk berjajar dengannya. Bertanya kejadian semalam. Dan dia tertawa. Sedang aku heran melihatnya, ada apa.

Saat itu, dia menceritakan sedetail mungkin kejadian malam itu. Saat posisinya terjatuh sampai dia dibawa ke rumah sakit. Setelah itu saya ikutan tertawa mendengarnya. Urung kasihan karena melihat perban-perban di tangan, kaki, jari dan memar yang terlihat. Bagaimana tak tertawa. Dalam kondisinya tertabrak saja ia masih bisa berpikir bagaimana bagusnya posisi ia terjatuh. Saat diberdirikan orang, ia bilang sandalnya lepas. Hanya satu yang terlihat, itu pun satu meter dari posisinya jatuh. Sedang satunya lagi tak tahu kemana. Meminta orang mencarinya dulu dan menolak langsung dibawah ke rumah sakit. Padahal dia sudah berdarah-darah. Sebab sandal itu sandal kesayangan. Katanya.

Kemudian saat dirumah sakit. Dia membuat ke empat perawat yang ada diruangan tertawa dan pusing sebab ulahnya yang jahil menggoda perawat itu. Hingga orang yang menabrak, kakak dan istrinya pun tertawa melihat tingkahnya. Urung juga kasihan. Katanya, kalau tidak jahil sakitnya terasa. Jadi dibuat tertawa. Supaya tak tegang. Ia menyapa perawat-perawat itu dengan sebutan yang berbeda-beda. Sesuai dengan raut wajah menurut pendangannya. Diantaranya mbak cantik, mbak putih, mbak bundar dan satu lagi mbak tante. Saat salah satu perawat yang dipanggilnya mbak tante selesai membius jari-jarinya dengan menyuntiknya sebelum dijahit, perawat itu mencubit jarinya, memastikan bahwa biusnya sedang bekerja dan bertanya kepada adekku. “terasa?” iapun menjawab “terasa.”.

Kemudian perawat tersebut menyuntiknya sekali lagi, dan bertanya kembali “terasa?”

“Iya, terasa, mbak tante.”

Wajah perawat itu terheran dan menyuntiknya lagi. Dan bertanya lagi “ terasa?”

“terasa, mbak tante.”

Raut wajah perawat itu katanya semakin terheran. Mencubitnya lagi "sakit?"

Dengan tampang polosnya adekku menjawab “tidak sakit,” Sontak perawat itu menarik napas panjang sambil memegang kepalannya. Tiga perawat lainnya tertawa.

“Oala, mas-mas. Tidak bilang dari tadi. Saya sudah menyuntik sampai tiga kali,” perawat itu sebal karena ulah adekku.

“mbak tante, tanyanya bukan sakit tadi, tapi terasa.” Jawab adekku sambil tertawa.

 Inilah perbedaan itu, ulah sikap adek dan kakak. Silakan disimpulkan dan dimengerti sendiri. Karena aku disini hanya ingin menuliskan sepotong dari kisah perjalanan hidupku. Antara aku sebagai kakak dan adekku yang sudah memasuki tahap akhir dari masa SMAnya.

Dulu, kecelakaan yang aku alami adalah motor dengan motor. Tabrak lari lagi. Tapi adekku, motor dengan mobil. Orang yang menabrak berbaik hati bertanggung jawab menolong pula. Tapi bukan itu perbedaannya. Tapi cara bersikap untuk menghadapi kondisi yang terjadi. Aku sayang kepada keluargaku, khususnya ibu dan nenekku. Dengan cara menyembunyikan kejadian hingga benar-benar tenang. Baru aku berbicara. Padahal itu adalah cara yang salah. Dengan menunda kabar itu kepada orang-orang rumah. Tapi adekku, belajar dari kejadianku terdulu dan mengubah situasi yang tegang, panik, dan prihatin. Menjadi terkendali dan berhasil menenangkan dengan celotehan jahil dan menyenangkan.

Sebagai penutup, yang menyentuh hatiku untuk menuliskan kejadian ini adalah pernyataannya setelah bercerita sore tadi. “mbak, aku belajar tentang rasa sayang dari kekhawatiran dan kecemasan dari mbak dulu pas kecelakaan.”

Entah pembaca menganggap kata terakhir itu seakan-akan berlebihan atau tidak. Tapi itulah katanya.
Read More »