Selamat Datang | Muyasaroh Notes | Bersama Saling Berbagi dan Menjadi Pembelajar yang Hebat Muyasaroh Note: education
Tampilkan postingan dengan label education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label education. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Oktober 2018

Delegasi Relawan dari Forum Lingkar Pena (FLP)

#Part1 Relawan Pembelajar

Ada sebuah nasihat yang bisa menjadikan kita terus bersemangat untuk merayu cinta-Nya. Karena penulis seorang muslimah, maka nasihat yang ampuh dalam mengarungi kehidupan adalah berpedoman pada Kitab Alquran dan As-sunnah Nabi. Bukan maksud menggurui, tapi kita sama-sama belajar di sini. Tentang lima hal yang akan dipertanggung jawabkan dalam hidup ini. Tentang umur untuk apa digunakan, kemudian tentang masa muda yang habis untuk apa, lalu dari mana harta yang diperoleh dan kemana dibelanjakannya, terakhir tentang amalan pada ilmu yang diketahui.

Salam pembuka dari penulis yang terus berusaha menjadi pembelajar yang baik kemana pun penulis berguru dalam bangku kehidupan ini. Ada sebuah perjalanan yang telah dilakukan oleh penulis dari kota metropolitan pertama, kembali ke kota Pahlawan, kemudian berlanjut ke suatu kota yang dikenal dengan motonya sebagai kota Sanggam dibelahan pulau Kalimantan, hingga berakhir di salah satu pulau yang sedang hangat diperbincangkan untuk bangkit kembali dari bencana alam yang menguji seisinya, Lombok, NTB.

Rentetan petualangan hidup yang dilakukan oleh penulis. Satu yang paling berkesan. Perjalanan ini memang diluar profesi yang setiap hari digeluti. Waktu libur yang lama dari tempat kerja memberikan peluang penulis untuk mencurahkan panggilan hati yang tertahan berbulan-bulan lamanya. Sebab waktu dan kesempatan yang belum bersahabat. Keputusan pergi untuk menjadi salah satu relawan bencana gempa bumi di Lombok, memberikan pembelajaran dan hikmah tersendiri bagi penulis.

Dari pemberangkatan yang sedikit berdrama. Kepulangan dari kota Berau (yang dikenal juga dengan kota Sanggam, Kalimantan Timur) menuju Surabaya. Serasa hanya singgah sebentar untuk berganti koper menjadi carier, tidur dan say something kepada keluarga kemudian berangkat lagi. Padahal, bisa dikatakan naluri rindu seorang perempuan kepada Ibu, Bapak, Nenek, Adik dan Kakak masih membuncah di ubun-ubun setelah kepergian yang lama meninggalkan Jawa. Tapi, hati ini memanggil untuk pergi dan restu keluarga pun telah disetujui. Pun dengan senang hati mereka melepas kepergian. Bisa dikatakan ini adalah bonus perizinan setelah diforsir proyek Berau, kemudian melakukan liburan aksi  sosial berpahala.

LAZNAS BSM, Bank Syariah Mandiri, BSM, FLP, Forum Lingkar Pena, FLP SBY, Bencana Lombok, Gempa Bumi Lombok, relawan, delegasi, belajar, pembelajar, penulis, kepenulisan, muyasaroh, ITS, NTB, Lombok, Trauma Healing, Stress
Delegasi Relawan FLP dan LAZNAS BSM
(Doc.Pribadi)
Kegiatan bersosial memang selalu menjadi obat kala suntuk. Apalagi menemukan teman baru dari berbagai kalangan, dan melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk banyak orang sekaligus belajar bersama akan menghempas yang namanya lelah serta suntuk. Nah, bagi pembaca yang sudah mulai merasakan tulisan ini bertele-tele, belum masuk pada intinya. Sabaaarrr. Karena sesungguhnya, penulis sedang menata kata yang akan dikeluarkan dalam tulisan ini untuk memulainya.

Penulis Aktif di salah satu organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia yang cabangnya tidak hanya di dalam negeri, tapi sudah meraja rela keluar negeri. Dikenalnya dengan nama Forum Lingkar Pena (FLP). Seperti diketahui bersama, bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, NTB berturut-turut mulai dari gempa bermagnito 6,4 Skala Richter pada kamis (29/7). Hingga bermagnito sebesar 7 skala richter pada minggu (05/8) malam berpusat di lombok bagian timur sekitar pukul 18.45 WIB, ditambah dengan deteksi BMKG yang berpotensi tsunami. Kemudian disusul dengan gempa yang bermagnito 5,6 Skala Richter dengan pusat gempa di area Lombok bagian utara pada pukul 19.49 WIB. Dan gempa selanjutnya bermagnito 5 Skala Richter dibagian Barat laut Lombok Utara pada pukul 20.07 WIB. Membuat semua warganya panik ketakutan dan berhamburan berlarian mencari perlindungan. Bencana alam yang terjadi di Indonesia kali ini membuat seluruh warga Indonesia bersatu memberikan berbagai macam dukungan untuk membangkitkan dan membangun semangat kembali pada salah satu belahan tanah air yang sedang diuji. Termasuk dengan dukungan FLP yang berkolaborasi dengan salah satu Lembaga Zakat Nasional Bank Syariah Mandiri (LAZNAS BSM) turut andil melakukan berbagai bentuk kepeduliannya untuk bencana gempa bumi ini. Salah satunya adalah bentuk Trauma Healing bagi warga dan khususnya bagi anak-anak Lombok.

Lagi, sebelum penulis memulai cerita dari petualangan hidup kali ini. Penulis akan menjelaskan sekaligus memperbaiki persepsi yang sering disalah kaprahkan banyak orang, tentang Trauma Healing. Bagi pembaca yang merasa tidak perlu tahu alias mungkin sudah tahu, penulis rela dicukupkan untuk membaca kunjungan postingan kali ini. Sebab penulis pun mendapatkan ilmu baru ini selama menjadi relawan di Lombok.

Oke, kepergian penulis untuk terjun menjadi relawan bencana kali ini adalah berfokus pada program Trauma Healing yang dilakukan oleh FLP dan LAZNAS BSM. Dari pihak FLP mempercayakan pendelegasian untuk program ini kepada beberapa orang yang memiliki beberapa kriteria yang diberikan. Bersyukur salah satu orang yang berkesempatan mendapatkan panggilan tersebut adalah penulis. Pencarian ilmu dan wawasan tentang trauma healing yang sebelumnya penulis maksud ternyata ada kesalahan di sini. Apa itu? Mari kita belajar bersama dan saling mengoreksi.

Sebenarnya, Trauma Healing yang dimaksud dalam kondisi seseorang pasca mengalami bencana dilakukan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya seperti psikiater ataupun sikolog. Dengan cara dan metode yang mendalam. Idendifikasi dan pemeriksaan secara khusus. Seseorang dikatakan trauma dan memerlukan healing akan diketahui pasca kejadian bencana yang dialami telah berlalu lama. Ia akan mengalami berbagai hal yang membuat seseorang mengalami trauma bereaksi secara berlebihan. Bahkan bisa mengganggu aktifitasnya. Seperti sering bermimpi gempa, sedikit ada sesuatu yang bergoyang ia akan bereaksi berlebihan, ada suatu kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan. Dan ini jika tidak ditangani oleh psikiater atau sikolog ataupun terapis yang ahli dibidangnya, akan menjadi kesalahan yang fatal pada proses penyembuhannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan yang disebut dengan Trauma Healing pada proses pemulihan pasca gempa yang dilakukan oleh penulis bukanlah yang telah penulis uraikan diparagraf sebelumnya. Melainkan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembalikan keberanian, kecerian, ketenangan, dan semangat melalui berbagai macam kegiatan yang telah dirancang, diusulkan, dimodifikasi dan diidekan dari arahan sebelumnya kemudian diaplikasikan kepada warga dan anak-anak terdampak bencana. Kegiatan ini seharusnya bukanlah bentuk Trauma Healing, akan tetapi salah satu kegiatan Stress Healing. Namun sayang, sebutan Trauma Healing lebih dikenal, melekat dan booming terlebih dahulu dari pada Stress Healing.

Kondisi ketakutan dan masih adanya khawatir pasca gempa atau mengalami suatu kejadian merupakan hal wajar yang dialami. Dan untuk memulihkannya kembali dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan Stress Healing yang menyenangkan dan bersemangat. Akan tetapi jika hal ini berlanjut sampai lamanya tak hingga pasca kejadian, maka dari itu diperlukan penanganan khusus berupa Trauma Healing tersebut.  Jadi, bagaimana pendapat pembaca dengan penggunaan istilah Trauma Healing atau Stress Healing ini? Lebih tepat dan benar mana penggunaannya? Yuk, kita belajar bareng, sembari penulis akan berlanjut pada penyajian petualangan selanjutnya. Sabar ya.. Selamat membaca. ^ ^




Read More »

Senin, 26 Maret 2018

Berinspirasi Melalui Sepasang Kekasih dari Omah Padma

Inspirasi berkelana menyumbang datangnya berkah. Satu kalimat telah tertuang dalam perjalanan mengisi waktu dalam hidup.

Bagi pembaca yang belum mengenal penulis, yuk kenalan dulu melalui tulisan ini. Sok sekali ya, tidak papa. Biar tidak membosankan, awali saja dengan perkenalan. Tapi, jangan mulai mengkerutkan dahi ya. Jangan sampai rela meninggalkan note ini. Benar?? He-he-he.

Yuk lah, dilanjut. Ada sebab penulis buka note ini dengan kalimat pertama di atas. Saat ini, bisa dibilang sedikit sekali orang-orang yang peduli dengan pelestarian budaya dan pengembangannya. Padahal, jika kita tahu ada banyak pintu-pintu berkah yang bisa dibuka. Salah satunya di Omah Padma. Tempat yang dimiliki oleh dua inspirator yang penulis temui minggu ini (16/3) bersama teman-teman penulis dari FLP Surabaya yaitu bunda Wina Bojonegoro dan suaminya seorang pelukis handal.

omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Omah Padma (Doc. pribadi)
Omah padma berada di Pasuruan. Tempatnya ditengah-tengah perkampungan Dusun Semambung. Omah padma, merupakan omah impian bunda dan suami yang mulai gaung dibicarakan akhir-akhir ini. Di sini, ada dua yang menjadi fokusan adanya Omah Padma. Pertama tentang literasi dan kedua rumah budaya. Ada rasa berbeda ketika kaki telah menginjak di tempat ini. Ketika bunda mulai bercerita tentang adanya omah ini. Bunda sangat tulus dengan impian membesarkan Omah Padma bersama suami dengan pemberdayaan orang-orang desa. Sekaligus memberikan edukasi dan pengetahuan kepada warga sekitar.

omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Ruang Berbagi Bersama Bunda Wina Bojonegoro (Doc. Pribadi)
Melalui omah ini, akan ada generasi-generasi yang melestarikan budaya di negeri ini yang mulai termakan oleh zaman. Menumbuhkan dan menjaga kecintaan terhadap kekayaan dan kearifan lokal ditengah-tengah kemalutnya tradisi asing dalam negeri sendiri. Jika kita menganalisa, adanya Omah Padma di tengah desa ini sangatlah menginspirasi. Perjuangan bunda dan suami untuk menghidupkan omah ini sangatlah romantis. Pemberdayaan masyarakat dan pendekatannya agar diterima oleh masyarakat sekitar sangat luar biasa. Bukan pendapatan berupa materi yang beliau harapkan. Justru pemberdayaan secara tulus untuk perkembangan masyarakat di desa ini yang mesti kita pelajari bagi pemuda yang bau kencur seperti penulis ini. Di Omah Padma ada beberapa edukasi juga yang diberikan bunda secara cuma-cuma. Seperti pelatihan kerajinan bagi warga, les bahasa inggris bagi anak-anak desa, dan pembinaan lainnya. Bunda tidak akan segan mendatangkan pelatih yang unggul dari kota Surabaya untuk kemajuan warga desanya yang mau berkembang. Ini loh, pelajaran dari kehidupan yang secara langsung didapat penulis melalui sepasang kekasih yang juga seorang penulis dan pelukis. Semoga setiap perjalanan dan impian bunda dan suami membawa berkah bagi kemaslahatan orang banyak. Semangat berkarya ^ ^
omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Ruang Inspirasi Kegiatan Omah Padma (Doc. Pribadi)
omah padma, wina bojonegoro, travel writing, rekreasi menulis, pasuruan, dusun semambung, muyasaroh, inspirasi, berbagi, sosial, ruang budaya, literasi, tradisional, pelukis, lukisan, galeri
Galeri Lukisan Omah Padma (Doc. Pribadi)


Read More »

Rabu, 21 Maret 2018

Ekspedisi Netra

Boleh ya, saya bercerita sedikit? Tentang sebuah kekaguman. Saya termasuk follower satu akun Instagram (IG) dari kang aboy dari FLP (Forum Lingkar Pena) Jawa Barat setelah kepulangan dari MUNAS (Musyawarah Nasional) Nopember 2017 lalu, yang membuat saya kepo. Bukan persoalan kepo orangnya ya. Tapi tentang petualangan yang mengundang perhatian saya setiap kali muncul ketika membuka IG. Apa itu? Sabar... Sejenak merenggangkan otot-otot jari terlebih dahulu.

Sebenarnya, ada satu hobi yang terlanjur jatuh cinta ke dunianya. Yaitu sebuah petualangan tentang pendakian. Mendaki gunung dengan ketinggian berapapun asal mampu dan sanggup. Bukan hanya mendaki yang asal-asalan loh ya, tapi harus turut mencintai alam sekitarnya. Ada yang sama hobinya? Yuklah, kapan-kapan kita mencurahkan hobi kita bersama. Dimanapun, apalagi gunung di Jawa Timur, khatam mungkin (lebay dikit) he-he-he. Tapi tetap, moment saat muncak di Mahameru yang belum terlupakan. Aits, panjang lebar nanti bahasan tentang Mahameru. Padahal bukan ini yang hendak saya ceritakan. Ada yang lain, lebih amazing.
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Ekspedisi Netra (Photo by kang aboy)
Beberapa kali saya melakukan petualangan mendaki gunung. Belum pernah saya menjumpai kegiatan mendaki yang sungguh berbeda kali ini. Namanya "Ekspedisi Netra" atau dikenal juga dengan Blind Expedition. Kegiatan ini merupakan ekspedisi pendakian bagi tuna netra yang diselenggarakan oleh Pantera Fisip Unpad bersama ElHijab ke gunung Manglayang pada tanggal 2-3 Desember 2017 lalu, yang sekaligus bertepatan dengan hari Disabilitas Internasional. Bagi pembaca yang pernah melakukan pendakian ke sebuah pegunungan pastilah tahu, bagaimana menantangnya pendakian yang dilakukan oleh para pecinta alam. Maaf sebelumnya, saya harus menuliskan sebuah ungkapan ini. Bagi seseorang yang normal dalam penglihatan saja, mendaki gunung tidak bisa dikatakan mudah. Apalagi ini pendakian yang dilakukan oleh seorang yang belum seberuntung kita. Sungguh membuat merinding kala saya kepo dengan kegiatan ekspedisi ini.
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Pendakian Ekspedisi Netra (Photo by Ekspedisi Netra)
Banyak persiapan yang dilakukan sebelum memulai pendakian selama beberapa bulan bersama tim Pantera, termasuk simulasi dikawasan hutan Unpad dan bahkan jalur pendakian awal Manglayang. Ekpedisi netra dilakukan oleh 20 orang pendaki. Terdiri dari delapan orang dewasa netra dari pertuni Kab. Bandung. Sedang 12 orang lainnya adalah siswa-siswi dari SLB A Negeri Bandung. Mereka melakukan ekspedisi ini dibantu oleh orang-orang yang sangat luar biasa di balik layar. Seperti para pendamping dari Pantera sendiri, Guru-guru SLB A Negeri Bandung, Volunteer dari Elhijab, dan Himpala Elcorp. Sungguh..semakin membuat saya semakin tergelitik untuk mencari tahu bagaimana mereka bisa melakukan pendakian hingga puncak. So amazing.
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Proses Pendakian (Photo by Ekspedisi Netra)
Pendakian dilakukan selama empat jam lebih untuk sampai ke puncak gunung Manglayang tanpa ada kendala apapun. Sebab sebelumnya ada pembekalan dan persiapan yang benar-benar matang. Hebatnya dan sungguh luar biasanya, teman-teman tuna netra tetap saling mendukung dan bergandengan dalam setiap perjalanan ekspedisi ini. Bahkan selalu solat lima waktu secara berjamaah di puncak gunungnya. Sungguh, membuat saya merinding. 
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Menuju Puncak Gunung Manglayang Ekspedisi Netra (Photo by Ekspedisi Netra)
Sekali lagi, kegiatan ekspedisi ini adalah hal yang benar-benar luar biasa. Ketidak sempurnaan dalam diri manusia tidak bisa menghalangi tekad dan niat kesungguhan dalam diri seseorang untuk merasakan sesuatu yang banyak dikatakan tidak mungkin oleh orang di luar sana. Keindahan dan kenikmatan dari alam bebas tidak semuanya bisa dirasakan oleh mata, tapi hati yang tetap berjuang dan bersyukur kepada Sang Pembuat Keindahan itu sendiri. Sangat menginspirasi sekali ekspedisi netra ini. ^ ^
ekspedisi netra, FLP, Gunung, pendaki, petualangan, puncak, gunung manglayang, jawa barat, tuna netra, pantera, unpad, bandung
Upacara Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Puncak Gunung Manglayang Ekspedisi Netra (Photo by kang Aboy)

Read More »

Jumat, 15 Desember 2017

Bagaimana Kabarmu, Negeri?

Ketika mentari pagi mulai mengintip dari gelapnya. Raga ini bersapa dengan sapaan yang tak asing ditelinga “Selamat pagi... “. Namun, selalu berganti dengan “Semangat pagi...“ karena hidup harus terus bersemangat. Tak peduli pagi, siang ataupun malam. Bagaimana kabar negeri ini? negeri yang sudah 23 tahun saya tinggali. Semoga selalu baik-baik saja. 

Saya dengar Indonesia sekarang terus melakukan pembangunan. Apalagi pembangunan untuk daerah-daerah tertinggal sedang panas-panasnya dikampanyekan melalui berbagai akun web dan media sosial. Benar tidak ya? Atau hanya sekadar mimpi yang merasuk dalam tidur? Jika memang itu semua benar-benar adanya.  Sungguh luar  biasa program-program di negeri ini. Berarti, bisa dikatakan bukan sekedar berita hoax yang membumi. Pun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk pemerataan kesejahteraan dari pulau terpencil (khususnya) bukan sekedar orasi belaka dari para pejabat-pejabat yang duduk di kursi kekuasaan negeri ini. 

Saya sapa kembali, “Semangat pagi negeri...” untuk kedua kalinya saya tidak akan menanyakan kembali kabar negeri ini. Akan tetapi, saya hendak mengajukan pertanyaan satu saja, “Tak inginkah kau bertanya kabar dari Si Penulis surat ini?”. Baiklah, mungkin negeri ini sedang sangat sibuk. Tak apalah saya saja yang ingin ditanya dan diperhatikan. Tapi, memang benar, saat ini saya memerlukan sosok yang ingin mendengarkan cerita saya untuk diperhatikan. 

Beberapa waktu yang lalu, saya melakukan sebuah perjalanan. Tepatnya suatu ekspedisi untuk menyapa negeri ini di ujung Pulau Jawa yang sangat dekat dengan Kalimantan. Yang mana tempat itu jarang sekali dijamah oleh pendatang. Tempatnya pun di daerah laut Jawa yang banyak kabar dengan mitos aneh-aneh terkait pulau ini. Pulau yang katanya terletak di antara Segi Tiga Bermuda. Pulau sangat kecil yang sewaktu-waktu bisa saja hilang sebab air laut yang menghempaskannya. Belum lagi akses untuk menuju ke tempat itu yang hanya mampu dijangkau dengan sebuah kapal perintis. Selamat datang di Pulau Masalembu. 
  
Masalembu, pemuda, Ekepedisi Nusantara Jaya, ENJ, Rintara Jatim, Rintara Jaya, Pulau terpencil, 3T, pengabdian, pendidikan, sekolah, impian, surat, coret, ekonomi, pelatihan, kapal, perintis, perak, sanus
Pulau Masalembu
Ada lagi satu pulau yang unik, jarang sekali orang mau menjamahnya setelah Pulau Masalembu. Jangan bayangkan adanya dermaga yang siap menjadi tempat bersandarnya kapal seperti halnya Pulau Masalembu. Justru, petulangan akan berlanjut setelah kapal perintis bersandar di pulau tersebut. Dengan sebuah perahu nelayan yang siap mengantarkan penumpangnya dari kapal perintis menuju pulau itu. Destinasi membelah lautan bebas dengan waktu dua jam perjalanan (jika kondisi cuaca bagus) menuju pulau tersebut, Pulau Masakambing. 

Mungkin ada, sebagian orang beranggapan saya ini bodoh. Kehidupan di kota Metropolitan kedua di negeri ini, jauh lebih nyaman ketimbang harus meleburkan diri bersama masyarakat di pulau yang sangat jauh dengan yang namanya kenyamanan. Listrik yang hanya menyala kala malam hari, dan setelah pukul 11 malam serasa tak ada kehidupan lagi. Kenyamanan rumah dengan kamar yang beralaskan kasur empuk beralih dengan sebuah rumah penduduk atau polindes sederhana dan tidur hanya beralas seadanya. Sinyal internet yang kapan saja bisa dinikmati berbalik 180 derajat. Jangankan sinyal internet, sinyal telpon saja hanya ada di satu titik, itupun kadang ada kadang pun tak ada. Sekolah yang sangat penting bagi pendidikan setiap orang, biasanya dapat dengan mudah menjumpainya di perkotaan, berpindah hanya satu sampai dua sekolah yang bisa ditemui. Padahal jika memandang wajah anak-anak pulau, mereka penuh dengan harapan dan semangat untuk berpendidikan tinggi sama halnya dengan anak-anak diperkotaan. Ah, sepertinya saya sudah terlalu banyak bercerita namun belum berkenalan. Hanya saling bersapa tanpa  tahu, kapan surat ini berbalas pada si penulis ini. Sudahlah tak apa, nama hanya sekedar nama, nanti pun kau akan tahu sendiri. 

“Semangat pagi negeri Indonesia...” kembali saya menyapa untuk kesekian kalinya. Kali ini saya tidak akan menanyakan kabar negeri ini, atau pun bercerita untuk diperhatikan. Sebab saya hanya ingin menyampaikan kerinduan akan negeri yang katanya indah ini. Sungguh saya sangat rindu. Sudah banyak yang bercerita ataupun menuliskan hal-hal tentang negeri ini yang membuat saya jenuh dan ingin rasanya segera bergerak, beraksi, bukan hanya sekedar mengumbar omong kosong tanpa bukti yang nyata untuk benar-benar melihat keindahan indonesia, senyum masyarakat yang menantikan kehidupan yang lebih baik. Pembangunan yang diimpi-impikan banyak orang. Khususnya untuk mereka yang hidup di tempat terpencil. 

Saya tahu, suatu kesejahteraan yang diharap-harapkan banyak orang diluar sana tidak dapat terwujud dengan seorang diri. Butuh kerjasama untuk saling menopang satu sama lainnya. Ini sekedar corat-coret yang dijejakkan disini. Agar pemuda ingusan satu ini senantiasa menjadi pembelajar dan melebur bersama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat negeri ini dari apa yang bisa dilakukan. Memenuhi kepuasan batin sendiri diluar pekerjaan yang selama ini digelutinya. Memberikan kebermanfaatan diri kepada banyak orang melalui satu media yang digandrungi oleh pemuda-pemuda di Indonesia yang diharapkan setelah kembalinya dari pulau-pulau terpencil akan ada jejak yang ditinggalkan untuk peradaban selanjutnya melalui Rintara Jaya Jawa Timur. Adakah yang membersamai keinginan dan harapan ini? Dan akankah terwujud impian itu jika hanya segelintir manusia saja yang memimpikannya? Entahlah. Waallahu’alam.

Teras Rumah 06.01 WITA
Toli-toli, 14 Februari 2017
Muyasaroh
Pemuda gila yang merindukan perubahan

Masalembu, pemuda, Ekepedisi Nusantara Jaya, ENJ, Rintara Jatim, Rintara Jaya, Pulau terpencil, 3T, pengabdian, pendidikan, sekolah, impian, surat, coret, ekonomi, pelatihan, kapal, perintis, perak, sanus
Dermaga Masalembu

Read More »

Sabtu, 28 Oktober 2017

Wisata Bapetra

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Rintara Jaya Jatim (Dok. Pribadi)

Banyak permainan namun ini bukan permainan biasa. Banyak hiburan tapi sayang, sedikit yang memberikan edukasi.

Menjadi petualang, akan selalu haus ingin tahu dengan segala tempat yang menjadi pijakan. Seketika akan menjadi detektif dan pengamat yang baik dengan tampilan seadanya. Tapi begitu usai dengan misi pijakannya, akan banyak pelajaran baru yang didapat dan pastinya akan ada kewajiban untuk berbagi olehnya. Sayang jika harus menguap dan sedikit orang yang tahu.

Pasuruan yang dikenal juga dengan sebutannya sebagai kota santri menyimpan banyak keunikan yang harus dieksplor di dalamnya. Wisata bapetra, orang mengenalnya demikian. Tempat wisata yang banyak menyimpan segudang pengetahuan dengan suguhan berbagai permainan tradisional Indonesia. Letaknya yang strategis tak jauh dari terminal pandaan dan masjid Cheng Ho, sayang jika harus dilewatkan. Tepat di desa Sumber Rejo, Pandaan, Pasuruan.

Wisata Bapetra memang bisa dikatakan masih sangat baru. Juni, 14 tahun 2017 tempat ini resmi dibuka. Sebuah kreatifitas luar biasa ditangan pemuda cantik  dan juga merupakan salah satu dari tim Rintara Jaya yang biasa di sapa mbak anik. Membuktikan rasa cintanya terhadap tanah air ini. Saat ditemui bersama tim Rintara Jaya lainnya yang mengadakan camp sekaligus temu kangen dalam rangka silaturrahmi menjelaskan bahwa tempat ini merupakan ide yang sejak lama digagasnya saat masih berkuliah di salah satu universitas negeri di kota Apel. Bermula dari sebuah karya tulis yang miris dengan keadaan anak-anak Indonesia yang mulai melupakan permainan tradisional. Saat inilah impian yang hanya sebuah gagasan tersebut terwujud.

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Permainan Egrang (Dok. Pribadi)

Di tempat ini, akan ditemui berbagai jenis permainan trasional dari berbagai daerah yang jarang kita lihat. Segala jenis permainan yang ada diberikan sambil mengedukasi. Seperti, permainan bekel, lompat tali, Sumpitan, holahop, egrang dan banyak permainan lainnya. Tidak hanya permainan, ditempat ini pun ada kegiatan untuk segala jenis olahraga tradisional dan parenting.  Semakin unik dan penasaran dengan tempat inikan? Mari turut merasakan sensasi di tempat yang ciamik ini. 

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Permainan Bekel (Dok. Pribadi)

wisata, bapetra, pasuruan, pandaan, traveling, traveller, jatim, jawa timur, rintara jaya, rintara jatim, enj, ekspedisi jawa timur, ekspedsi nusantara jaya, kemenko maritim, tradisional, permainan, belek, egrang, camp, kemah, santri
Rintara Jaya Jatim Camp

Read More »

Selasa, 24 Oktober 2017

Taman Kelinci Mengedukasi

Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Taman Kelinci (Dok Pribadi)
Lagi, sudah terbaca satu moment dan terekam dalam ingatan. Setelah coban rais atau sebelumnya bernama Coban Sabrangan, sekarang hengkang menuju satu tempat dikawasan Batu lainnya. [baca: Moment Coban Rais] Berbekal smartphone yang mulai canggih di era ini. Cukup memudahkan kemana arah tujuan selanjutnya. Aplikasi Gmaps memberikan arah terbaiknya untuk segera tiba di salah satu kawasan yang tak kalah unik. Bagi pembaca jika pernah tahu sebuah film The Lord Of The Ring, pastinya pernah tahu juga rumah Hobbit di film tersebut. Nah, kali ini salah satu destinasi yang mengingatkan akan rumah tersebut adalah Plaza Garden Wisata Edukasi Rabbit Field atau dikenal mudah dengan Taman Kelinci yang letaknya di daerah Paralayang, Batu.
Pembangunan disektor pariwisata kota Batu memang bagus dan terus dikembangkan tiap tahunnya. Termasuk Taman Kelinci ini. Satu destinasi wisata yang mulai heboh diperbincangkan khalayak umum sejak tahun 2016 lalu. Tempat ini sangat cocok untuk ditambah kedalam daftar petualangan pembaca saat di Batu. Apalagi kalau bersama keluarga, saya merekom tempat ini. Selain harga tiket masuk yang sangat bisa dijangkau dengan Rp 5000 saja. Parkir motor masih standart hanya Rp 2000 dan mobil Rp 5000, tempatnya pun tepat untuk wisata bermain dan berfoto ria.
Sejauh mata memandang, perbukitan yang ada di taman ini sungguh bagus. Ditambah dengan adanya taman bunga bewarna-warni, indah untuk dipandang. Di sisi lain, terdapat rumah hobbit mungil. Unik sebagai latar belakang berfoto ria. Dari atas, terlihat kelinci-kelinci keluar-masuk dari kandangnya yang dibentuk menyerupai rumah-rumah kecil. Waw, luar biasa pemandangan yang dimanjakannya. Sayang jika harus dilewatkan begitu saja tempat ini. Harus dicoba dan diabadikan setiap moment-nya.
Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Edukasi Taman Kelinci (Dok. Pribadi)
Selain itu, Taman Kelinci ini juga bisa digunakan sebagai sarana mengedukasi seorang anak. Tempatnya yang dingin dan tidak terlalu panas, cocok untuk mengajak bermain di sekitar taman bersama kelinci-kelinci sambil mengenalkan jenis bunga disekitarnya. Dari luar taman ini, terdapat orang-orang yang berjualan segala macam makanan dan cemilan yang tertata rapi ditempat yang sengaja dibuat untuk para pedagang. Jadi tak usah khawatir jika pengunjung merasakan lapar dalam petualangan. Aman, tak perlu bersusah payah mencari makanan di tempat yang jauh dari taman kelinci ini Selamat berpetualang sang pejalan. ^ ^
Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Bocah Jelajah Rabbit Field (Dok. Pribadi)

Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Rumah Hobit Bersama Mbak Zie Bocah Jelajah (Dok. Pribadi)

Taman kelinci, malang, batu, wisata, kuliner, edukasi, gmaps, travelling, rabbit field, plaza garden, batu, jawa timur, wisata
Edukasi Kelinci Bersama Mas Danang Bocah Jelajah (Dok. Pribadi)


Read More »

Minggu, 03 September 2017

Azam untuk Belajar Menjadi Mawapres

apresiasi seleksi 
Pemuda Masa Depan Bangsa (Dok. Pribadi)

Ketika hati telah berazam. Tugas penting bagi kita adalah istiqomah mewujudkannya. Siap dengan segala apa yang terjadi dalam perjuangannya. Resiko seberat apapun, siap untuk dihadapi. Berbicara soal hasil, biarkan Sang Maha Pengatur yang memberikan keputusannya.

Ini adalah satu rangkaian dari beberapa kalimat sebagai pengantar tulisan ini. Saya mencoba menuangkan sebuah cerita yang seharusnya saya bagikan. Biarkan ia terbaca oleh setiap orang yang ingin mengetahui dan mengambil hikmah dari secuil perjalanan hidup ini. Untuk menyimpulkan sendiri bagaimana bentuk dan memahami azam itu sendiri.

Suatu saat seorang teman mengajukan nama saya untuk masuk dalam salah satu kandidat pemilihan sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) untuk tingkat jurusan di salah satu perguruan tinggi negeri Surabaya. Entah kenapa, nama saya yang tiba-tiba dimunculkan. Banyak dukungan yang saya dapatkan saat itu. Baik dosen, teman, organisasi maupun keluarga. Ini satu alasan kuat bagi saya mengiyakan untuk maju sebagai kandidat. Berproses didalamnya. Dengan segala bentuk rangkaian kegiatannya.

Tahap awal, segala persyaratan, berkas, karya tulis dan sebagainya saya persiapkan. Hingga tiga nama terpilih untuk mempresentasikan karya dan inovasinya. Presentasi terbuka dengan tiga orang juri dari dosen yang terkenal super dalam penelitian berikut background-background yang super lainnya. Siap menilai, mengkritisi, dan membedah karya tulis. Diluar penilaian dari aspek lainnya terkait kemampuan tiap calon kandidat.

Tak pernah terbayangkan, dengan berbagai proses saya terpilih maju untuk mewakili jurusan ke proses selanjutnya hingga tingkat universitas. Artinya, akan ada kejutan-kejutan lain yang mengasah kemampuan saya ke level yang lebih tinggi. Butuh keyakinan kuat dalam diri yang saya rasakan dalam segala bentuk perjuangan untuk bertahan selama proses pemilihannya sepanjang tahun 2015 hingga puncak sebelum ke tingkat Nasional. Menyeimbangkan segala bentuk proses pemilihan dengan project-project saya lainnya, akademik, aktifitas organisasi, keluarga dan sosial. Sebuah tantangan dan perjuangan tersendiri bagi saya. Sungguh luar biasa.

Tibalah, proses di tingkat universitas dari tiga kandidat yang terpilih untuk menentukan satu kandidat saja untuk pemilihan ke tingkat nasional. Mulai dari psikotes, presentasi karya tulis, tes bahasa inggris, FGD, verifikasi kemampuan, penghargaan, dan prestasi. Saya hanya pasrah, lillahita'alah dengan segala bentuk prosesnya. Apalagi hasil dari segalanya. Hingga pengumuman terpilihnya satu mahasiswa yang akan mewakili ke tingkat nasional diumumkan beberapa minggu setelahnya. Walau saya terpilih sebagai mahasiswa berprestasi kedua. Ada rasa bahagia tersendiri tanpa adanya rasa kecewa. Justru saya turut mendukung dengan perjuangan teman saya ke tingkat selanjutnya.

Banyak rasa, bukan sekadar rasa biasa. Banyak keinginan dan harapan , bukan sekadar keinginan dan harapan biasa. Banyak perjuangan, bukan sekadar perjuangan biasa. Bukan sebuah pengakuan dan penghargaan yang dicari namun, kebermanfaatan diri kita untuk mewujudkan cita-cita bangsa untuk lebih baik lagi. Hambar rasanya jika apa yang dilakukan oleh kita hanya untuk memenuhi ambisius diri sendiri bukan untuk yang lebih besar dari itu. Di luar sana banyak yang menanti kebermanfaatan dalam diri kita dengan berbagai cara dalam segala bentuk permasalahan dan media lainnya. Terakhir dari tulisan ini. Ajakan untuk tetap berkarya, semangat dan selamat berproses ^ ^

Read More »

Sabtu, 26 Agustus 2017

Moment Coban Rais

DSC_0287
Bocah Jelajah (Dok. Pribadi)
Berulang kali bergiat di kota apel namun belum pernah singgah untuk berkunjung di satu tempat yang luar biasa kali ini. Perjalanan hidup yang satu ini sungguh indah. Menikmati sebuah petualangan yang mungkin moment-nya sekali. Pemandangan bisa saja berulang kali direkam dalam kamera. Tapi soal rasa dan moment belum bisa semuanya tertangkap dalam mesin tiruan mata.

Di kota Batu ada satu tempat yang dahulunya dikenal dengan Coban Sabrangan. Namun, akhir-akhir ini ngehits diperbincangkan oleh masyarakat umum sebab adanya inovasi baru di sekitar coban tersebut, dan lebih terkenal dengan sebuatan Coban Rais. Jika pembaca menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat ini namun tidak memutuskan untuk mendekati cobanya, penulis katakan "Anda sangat merugi".  Sayang sekali, satu moment petualangan telah dilewatkan.

Memang benar, tempat ini booming digencarkan baik melalui media sosial atau pemberitaan lainnya. Sebab view yang memanjakan mata untuk segera berfoto ria. Mengabadikan setiap titik di tempat ini. Inovasi yang dibuat di sekitar coban rais tersulap dengan beberapa spot unik, seperti adanya garden flower dan wahana foto both. Tempat inilah yang menjadi jujukan bagi pendatang dan itu sudah biasa,menurut penulis, berbeda jika di tempat air terjunnya. Air terjun dari tempat  ini masih jarang yang mau menjamahnya. Hal ini, dikarenakan medan untuk menuju tempat ini. Penuh tantangan, keren, dan seru.

traking 6
Tracking Coban Rais (Dok Pribadi)

Jalur yang dilewati untuk menuju air terjun berkelok. Semak-semak, bebatuan dan tanah lumpur harus dilewati. Apalagi menanjak ke tempat yang lebih tinggi. Waw, amazing. Sekitar 1 jam harus berjalan menuju coban. Dengan tantangan jalan yang luar biasa ditambah harus menyebarangi sungai-sungai kecil berbatu dan licin. Sebab ini juga, katanya coban rais bernama coban sabrangan sebelum berganti nama.

traking 1
Melewati Berbatuan Licin (Dok. Pribadi)
Lelah, pasti. Capek, apalagi. Namun, semuanya akan terhempas begitu saja ketika pengunjung mendekati dan melihat secara langsung air terjun yang luar biasa indahnya ada di depan mata. Udara dingin tidak akan peduli demi menikmati dan mendekat ke air terjun. Jadi, akan sangat disayangkan. Jika pengunjung tidak menjelajahi air terjunnya dan lebih memuaskan diri untuk berfoto-foto di sekitar flower garden atau wahana foto saja. Petualang sejati akan selalu mencoba hal baru dan haus akan tantangan dan salalu ingin tahu. Bersemangat dalam langkah dan asa yang tetap terjaga. Selamat mencoba.

tracking
Melewati Sungai (Dok. Pribadi)

traking 3
Terus Menyusuri Tracking (Dok. Pribadi)

sampai coban
Air Terjun Coban Rais (Dok. Pribadi)

sampai
CobaCoban Rais Edisi Foto-Foto (Dok. Pribadi)

ayunan
Salah Satu Spot Foto di Area Gorden Flower (Dok. Pribadi)


DSC_0286
Edisi Kedua Area Gorden Flower (Dok. Pribadi)

DSC_0823
Edisi Lainnya Area Spot Foto Gorden Flower Cuban Rais (Dok. Pribadi)
Read More »

Minggu, 11 Juni 2017

Ramadhan Plus-plus

Tiba-tiba jari saya kaku ketika membuka word. Hanya melihat kursor yang kedap-kedip. Bingung memulainya. Dalam pikiran saya banyak yang mau saya tuliskan tentang aktivitas di bulan ramadhan 1438 H kali ini. Beberapa pengalaman dan dunia baru yang saya geluti saat ini. Ok, satu dulu yang saya jejakkan di sini. Bertahap. Mengeluarkan apa yang sejak kemarin saya ingin tuliskan. Katanya, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Dalam setiap aktivitasnya akan di bandrol dengan pahala yang berlipat-lipat. Ganjaran yang di obral besar-besaran. Nah, ada sebuah aktivitas yang menurut saya seru, unik dan kreatif. Apalagi dalam aktivitas ini ada plus-plusnya.

Jumat (9/6) tepat ba’da salat ashar saya mendatangi lapangan T karah yang terletak di jalan karah Surabaya. Di lapangan tersebut terdapat aktivitas ngabuburit yang menurut saya sayang jika dilewatkan. Disebutnya “Ngamen” alias singkatan dari Ngabuburit Memanah.  Acara yang diadakan oleh sekumpulan pemuda dalam komunitas SWAT (Surabaya With Archery of Tradisional) dan bekerja sama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap). Sebenarnya bukan untuk pertama saya mengikuti aktivitas panahan ini, sudah beberapa kali. Namun, untuk aktivitas panahan kali ini berbeda.

Diawal saya sudah mengutarakan aktivitas memanah yang satu ini plus-plus. Kenapa saya bilang plus-plus? Sabar, nanti pembaca akan bisa menyimpulkannya sendiri. Ada sebuah hadits yang menuliskan seperti ini “Rasulullah shallahu alaihi wasalam bersabda: Tidak ada hiburan (yang bermanfaat) kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap istrinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barang siapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (HR. Nasa’i). Nah, dari sini, hiburan mana lagi yang lebih baik di tengah-tengah ramadhan ini? hiburan yang tidak sekedar hiburan. Yang artinya plus berbahagia dengan sunnah Rosul kita.

Travelling, panahan, ramadhan, ngabuburit, muyasaroh, aksi cepat tanggap, ACT, Jawa Timur, memanah SWATT, belajar, agama, sunnah, teladan, tradisional, lapangan, T karah, surabaya, ketintang, dunia, bahagia, tulisan, may khakasa, Alquran, syekh klaled saad mohamed elsamouli, tausiyah, kajian, ceramah
Panahan (Dok. Pribadi)

Satu bidikan meluncur dari tangan saya. Walau belum berhasil untuk membidik lingkaran paling tengah berwarna merah tapi kefokusan saya masih menyentuh ke lingkaran berwarna kuning. Tak apalah, mesti banyak berlatih lagi.  Menyenangkan bukan? Sedikit-sedikit belajar memanah dengan busur anak panah sebelum dipanah dengan lainnya. Ups... he-he-he. Mari kembali ke topik tulisan. Keseruan dalam aktivitas ini, tidak hanya berhenti dengan sekedar melepaskan anak panah saja. Ditengah-tengah aktivitas memanah, datanglah salah satu ulama dari negeri Piramida bersama tim ACT (Aksi Cepat Tanggap).  Beliau dikenal dengan Syekh Khaled Saad Mohamed Elsamouli berasal dari Sudan. Membaur bersama para pemuda yang asik dengan busur dan anak panahnya.

Travelling, panahan, ramadhan, ngabuburit, muyasaroh, aksi cepat tanggap, ACT, Jawa Timur, memanah SWATT, belajar, agama, sunnah, teladan, tradisional, lapangan, T karah, surabaya, ketintang, dunia, bahagia, tulisan, may khakasa, Alquran, syekh klaled saad mohamed elsamouli, tausiyah, kajian, ceramah
Kedatangan Syekh Khaled Saad Mohamed Elsamouli bersama ACT (Dok. Pribadi)
Sejenak, aktivitas memanah terhenti dan berganti dengan sebuah tausiyah pengisi hati. Memberikan cerita dan pesan kepada kami tentang bangganya menjadi seorang muslim. Membuka cakrawala dan mengetuk hati seluruh pemuda di tengah-tengah lapangan. Tidak hanya bertausiyah saja. Namun panahan kali ini, juga mengajarkan kepada kami tentang arti sebuah ketulusan dan kepedulian. Tulus dari hati untuk memberi. Peduli dengan kasih untuk berbagi. Setiap manusia di dunia memang mencari suatu kebahagiaan. Kebahagiaan dari dunawi, namun ingat, tak ada yang lebih hakiki selain kebahagiaan selain duniawi itu.


Travelling, panahan, ramadhan, ngabuburit, muyasaroh, aksi cepat tanggap, ACT, Jawa Timur, memanah SWATT, belajar, agama, sunnah, teladan, tradisional, lapangan, T karah, surabaya, ketintang, dunia, bahagia, tulisan, may khakasa, Alquran, syekh klaled saad mohamed elsamouli, tausiyah, kajian, ceramah
Tausiyah ditengah-tengah memanah (Dok. Pribadi)
Jika sebagian insan diluar sana banyak yang memilih bersenang-senang dan mementingkan diri sendiri. Maka coba renungkan ini, 24 jam waktu berotasi. Menyita segala aktifitas untuk keperluan dunawi semata hingga lupa dengan kabar dibelahan dunia lainnya. Kabar dari nasib kehidupan orang lain yang tak seberuntung dari saya. Kabar dari mereka yang masih memperjuangkan hidupnya yang belum bisa dipastikan bisa atau tidak bisanya hidup. Sudah tahukah kabar saudara di belahan bumi syam yang tiap kali hidup dalam ketakutan? Kelaparan yang tiap hari dirasakan? Penganiayaan yang tiap hari dirintihkan? Kondisi yang serba krisis dan pertaruhan nyawa disaksikan? Ah, sungguh mengerikan jika hidup hanya dalam naungan duniawi tanpa memperdulikan kehidupan lainnya. Bersenang-senang menjadi kebiasaan hingga hati menjadi kaku dan keras. Sungguh miris. Mungkin, ramadhan kali ini bisa menjadi moment spesial sebagai batu loncatan untuk berubah. Hijrah untuk menjadikan hidup ini penuh makna dan berarti. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Boleh bersenang-senang dalam duniawi namun jangan sampai lupa dengan kehidupan setelah duniwi. Bersenang-senang dengan aktivitas yang masih dalam koridor agama dan menjadi investasi kehidupan akhirat kita. Bagaimana dengan pembaca? Sudahkah ramadhan kali ini plus-plus? Mari sama-sama menjadikan moment ramadhan kali ini penuh arti dalam cerita hidup kita. ^ ^

Travelling, panahan, ramadhan, ngabuburit, muyasaroh, aksi cepat tanggap, ACT, Jawa Timur, memanah SWATT, belajar, agama, sunnah, teladan, tradisional, lapangan, T karah, surabaya, ketintang, dunia, bahagia, tulisan, may khakasa, Alquran, syekh klaled saad mohamed elsamouli, tausiyah, kajian, ceramah
Syekh Khaled dalam Tausiyahnya (Dok. Pribadi)
Read More »