Selamat Datang | Muyasaroh Notes | Bersama Saling Berbagi dan Menjadi Pembelajar yang Hebat Muyasaroh Note: April 2017

Jumat, 28 April 2017

Rumah Adat Toli-toli

Entah mengapa saya tak bosan untuk bercerita tentang keunikan dari sebuah kota terkecil yang berkembang dari satu pulau di provinsi Sulawesi Tengah. Kota ini berasal dari kata Totolu yang berarti tiga. Konon masyarakat mengartikannya sebagai tiga manusia kayangan turun ke bumi dengan menjelma melalui tiga bentuk. Pertama, olisan bulan dalam bahasa Indonesia berarti bambu emas. Kedua, bumbung lanjat yang bermakna puncak pohon langsat. Dan ketiga, ue saka yang dapat dipahami seperti sejenis rotan. Kemudian berganti menjadi Tontoli dan terakhir berubah menjadi Toli-toli. Jika dipikir, berat sekali kalimat pembuka dalam cerita ini. Berkaitan dengan sejarah yang memenatkan. Santai, boleh diberhentikan membacanya, cukup sampai di sini jika menurut pembaca dirasa membosankan. Ini hanya pemanasan, saya tidak akan membahas masa lampau dari kota ini. Ada hal lain yang ingin saya bagikan.

Di kota ini, ada sebuah rumah adat. Namanya Balre Masigi yang dibangun di tempat bekas istana para raja Toli-toli, bentuknya sangat unik. Penuh arti keislaman, sebab memang dulu kota ini dipimpin oleh seorang raja dan kejayaan dirasakan setelah agama Islam memasukinya. Rumah-rumah adat di luar pulau Jawa, pasti identik dengan rumah yang berbentuk panggung. Hanya saja, ada hal-hal unik yang menjadi pembeda. Bentuk atap Balre Masigi bertingkat berjumlah lima susun yang melambangkan rukun Islam. Dalam bahasa Toli-toli, tangga yang digunakan disebut ondan diapala dengan ditambah ornamen kepala buaya. Memiliki arti sebagai kekuasaan dan menggambarkan bahwa masyarakat suku Toli-toli bersifat sabar tetapi seketika marah jika wilayah daerahnya diganggu. Warna rumah adatnya pun khas kota ini, yaitu kuning.

About me, beranda, berbagi, pulau,laut,gunung, balre masigi, toli-toli, berproses, budaya, bukit, chat, education, edukasi, gong perdamaian, Home, ilmu, impian, Indonesia, Inspiratif Story, keren, konflik, kota, kuliner, kumpulan puisi, Luar negeri, masjid terapung, May Khakasa, maykhakasa, monumen, non fiksi, nosarara nosabatutu, notes, Nusantara, Palu, pengalaman, penulis, perjalanan, pizza, pulau, ramadhan, Review, share, Siti Muyasaroh, sukses, sulawesi, sulawesi tengah, taman, tips, toli-toli, traveling, travelling, writer, wisata, nusantara, adat, tradisional
Balre Masigi Toli-toli (Dok. Pribadi)
Balre Masigi ini, diresmikan oleh Bupati Toli-toli pada tanggal 6 Desember 2006 bernama Bapak Ma’ruf Bantilan. Ketika memasuki wilayah halaman rumah adat ini tak ada tarif yang dikenakan, langsung masuk saja. Pikir saya, ketika masuk ke dalam rumah tersebut juga akan mudah layaknya memasuki halaman. Namun rumah tersebut terkunci yang artinya pengunjung dilarang masuk ke dalam. Rasa penasaran akan isi di dalamnya pun hilang. Tapi view dari halaman rumah ini cukup apik. Sayang sekali jika melewatkan moment berfotonya. Esok, ketika saya kembali lagi menghampiri rumah ini saya akan usahakan memasuki dan akan menambahkan sedikit ceritanya. Selamat membaca.. ^^

About me, beranda, berbagi, pulau,laut,gunung, balre masigi, toli-toli, berproses, budaya, bukit, chat, education, edukasi, gong perdamaian, Home, ilmu, impian, Indonesia, Inspiratif Story, keren, konflik, kota, kuliner, kumpulan puisi, Luar negeri, masjid terapung, May Khakasa, maykhakasa, monumen, non fiksi, nosarara nosabatutu, notes, Nusantara, Palu, pengalaman, penulis, perjalanan, pizza, pulau, ramadhan, Review, share, Siti Muyasaroh, sukses, sulawesi, sulawesi tengah, taman, tips, toli-toli, traveling, travelling, writer, wisata, nusantara, adat, tradisional
Teras Balre Masigi (Dok. Pribadi)
About me, beranda, berbagi, pulau,laut,gunung, balre masigi, toli-toli, berproses, budaya, bukit, chat, education, edukasi, gong perdamaian, Home, ilmu, impian, Indonesia, Inspiratif Story, keren, konflik, kota, kuliner, kumpulan puisi, Luar negeri, masjid terapung, May Khakasa, maykhakasa, monumen, non fiksi, nosarara nosabatutu, notes, Nusantara, Palu, pengalaman, penulis, perjalanan, pizza, pulau, ramadhan, Review, share, Siti Muyasaroh, sukses, sulawesi, sulawesi tengah, taman, tips, toli-toli, traveling, travelling, writer, wisata, nusantara, adat, tradisional
Halaman Balre Masigi (Dok. Pribadi)
Read More »

Kamis, 20 April 2017

Jalan Baru Penikmat Wedang

Ada satu cerita lagi yang ingin saya tulis. Sayang jika ini dilewatkan. Pada postingan saya lalu (baca: Kuliner mantap di (Pulau) Kota Kecil), sedikit saya ceritakan tentang satu kuliner yang tidak kalah mantap. Jenis kuliner yang berasal dari satu kota kecil di pulau yang dikenal dengan bentuknya menyerupai huruf “K”. Dimana saat ini saya berdiri pada satu sudut provinsinya, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tengah, kota Toli-toli.

Udara di kota tersebut saya akui, memang sangat panas. Dibanding dengan kota Surabaya, kota ini tak kalah panasnya. Bedanya kota metropolitan kedua tersebut berudara panas, sebab terik matahari di atas ubun-ubun kepala ditambah dengan udara kotor dari padatnya kendaraan dan gedung-gedung yang menjulang  tinggi berbahan kaca, sedang kota kecil ini bukan karena hal itu. Selain karena mataharinya, udara panas dari laut yang terasa menggigit kulit.

Sejauh mata memandang, memang kota ini penuh pesona. Pegunungan tertata dengan indah dan hamparan laut terbentang dengan luasnya. Sungguh, jika pembaca berkunjung ke tempat ini akan banyak senyuman dan ketakjuban. Kali ini saya bukannya akan membahas tentang indahnya kota ini, nanti saja di lain cerita. Ini sekadar pembukaan.

Rabu (1/3) setelah aktifitas sehari yang melelahkan, kali ini ada seorang rekan yang mengajak untuk sejenak beristirahat menikmati udara segar sembari berjalan menuju persinggahan. Kami melewati sebuah tempat yang bisa dikata sederhana tapi indah. Tepatnya jalan Baru di sudut kota ini, terdapat tempat ngopi, ngopinya anak muda. Tempat ini buka mulai sore hingga malam hari. Walau tempatnya hanya sederhana dari dipan, tak pernah sepi dari pengunjung. Sebab yang disugguhkan adalah ciri khas dari kota ini.

wedang, kuliner, jahe, anget, susu, tradisional, nusantara, minuman jahe, minuman susu, toli-toli, sulawesi, sulawesi tengah, terpencil, kuliner, jalan-jalan, wisata, pantai, dermaga, laut, bukit, sareba, khas, dabu-dabu, rica, pedas, enak, nikmat, susu, ngopi, kopi, santai, sore, senja, baru,khas, pulau, traveling, pengalaman
Sareba (doc. Pribadi)
Terkenal dengan namanya “Sareba” minuman khas kota ini. Sejenis wedang jahe yang diseduh dengan susu. Jahenya sangat terasa di lidah, berbeda dengan minuman jahe yang pernah saya rasakan di Jawa, ada ciri khasnya sendiri. Ketika meminumnya, rasa susu yang bercampur dengan wedang jahe masih tertingggal nikmatnya di bibir. Sareba di kota ini selalu dihidangkan dengan pisang goreng dan tak lupa dengan rica-rica. Semua makanan yang disajikan di kota ini selalu disandingkan dengan rica-rica. Entah, makanannya manis ataupun asin selalu bersama rica-rica ataupun dabu-dabu.

wedang, kuliner, jahe, anget, susu, tradisional, nusantara, minuman jahe, minuman susu, toli-toli, sulawesi, sulawesi tengah, terpencil, kuliner, jalan-jalan, wisata, pantai, dermaga, laut, bukit, sareba, khas, dabu-dabu, rica, pedas, enak, nikmat, susu, ngopi, kopi, santai, sore, senja, baru,khas, pulau, traveling, pengalaman
Pesona Sareba (Dok. Pribadi)
Selain minumannya yang nikmat, tempatnya pun sangat memesona. Meminum sareba bersama pisang goreng lengkap dengan rica-rica, ditambah dengan ruangan terbuka berhadapan dengan lautan dan gunung, sungguh sangat memanjakan mata dan rasa. Tempat ini memang akan dirindu bagi tiap orang yang mengunjunginya. Sungguh ciamikkk.

Read More »