Selamat Datang | Muyasaroh Notes | Bersama Saling Berbagi dan Menjadi Pembelajar yang Hebat Muyasaroh Note: Benarkah untuk Mengabdi?

Rabu, 28 Maret 2018

Benarkah untuk Mengabdi?

Ada sebuah pemikiran yang sejak dulu ingin dibagikan. Dan akhirnya, penulis sedang memprosesnya melalui sebuah buku yang sedang diikhtiarkan untuk segera terbit. Mohon doanya ya. Ini tentang pemuda, generasi bangsa, penggerak peradaban, yang ditangannya terpenuhi dengan asa yang luar biasa, penggenggam dunia untuk lebih baik dan intinya tentang kader masa depan. Berbicara soal pemuda, ada rasa yang menggebu di hati. Apalagi kalau bahasannya yang berembel-embel pengabdian. Kenapa itu? Yuk duduk bareng, tuntaskan coretan dari penulis ini. Dan kita saling sharing ya… Di sini dilarang gontok-gontokan tapi boleh membenarkan atau beropini sesuai sudut pandang masing-masing agar penulis pun bisa belajar bersama.

Suatu ketika penulis pernah melakukan suatu diskusi bersama seorang pemuda yang luar biasa. Tidak perlu diceritan siapa dia, pokoknya luar biasa. Bahasannya seperti yang dituliskan diatas ya, tentang pemuda. Pemuda yang dibahas di sini adalah tentang pemuda yang merindukan kekonsistenan akan sebuah cinta. Perjuangan akan sebuah kesadaran akan peletakan rasa rindu. Cinta dan rindu yang seperti apa? Selesaikan dulu sebelum dicukupkan.

Pemuda, negeri, ekspedisi nusantara jaya, enj, rintara jatim, rintara jaya jawa timur, pulau terpencil, kemenko maritim, pengabdian, sosial, mengabdi untuk negeri, leadership, delegasi, karya, masalembu, masakambing, program, ENJ
Pulau Masalembu (Doc. Pribadi)
Pembaca pernah bersua bersama penulis di sepucuk suratnya yang pernah tertuang disini? Baca dulu ini (Bagaimana Kabarmu, Negeri?). Salah satu petualangan yang pernah dicoba oleh penulis untuk menjajaki buminya Sang Maha Pemilik adalah pulau terpencil yang ada di laut lepas Jawa bagian ujung pulau Madura di Sumenep dan lebih ke Kalimantan dengan letak pulau yang nyempil, kecil, dan hampir tak terjamah. Padahal ada kehidupan dan potensi alam luar biasa di sana. Masalembu dan Masakambing dua dari berbanyak pulau terpencil yang diketahui oleh penulis dan pernah di meletakkan kakinya di pulau tersebut. Dalam setiap perjalanan pastikan akan banyak cerita dan ilmu yang didapat per setiap alurnya. Jangan biarkan untuk merugi dengan hanya membawa sedikit cerita atau sedikit sekali pengalaman. Usahakan membawa buah tangan yang lebih banyak dari teman seperjalanan atau rombongan. Bagaimana caranya? Pembaca yang bisa menentukannya asal dilarang MALAS. Jadilah yang terbeda dengan keberanian yang luar biasa jika berkeinginan mengetahui dan mendapatkan buah tangan berbeda untuk berilmu serta jauh lebih paham agar bisa melihat dunia dengan lebih baik.

Pemuda, negeri, ekspedisi nusantara jaya, enj, rintara jatim, rintara jaya jawa timur, pulau terpencil, kemenko maritim, pengabdian, sosial, mengabdi untuk negeri, leadership, delegasi, karya, masalembu, masakambing, program, ENJ
Dermaga Pulau Masalembu (Doc. Pribadi)
Dilanjut ya, penulis pernah terlibat dalam satu program pendelegasian pemuda oleh KEMENKO maritim ke pulau-pulau terpencil di Ekspedisi Nusantara Jaya Perintis Jawa Timur yang akhirnya mengantarkan penulis terlibat dalam Rintara Jaya Jawa Timur. Ingin sekali membedah satu program tersebut. Sebab geramnya penulis. Tapi untuk detailnya, dilain kesempatan saja. Bukan hal bedah membedah itu yang ingin disampaikan penulis di sini. Tapi sebuah pemikiran. Ingat sekali lagi, sesuai dengan rujuan tulisan diawal. Penulis ingin berbagi, boleh sharing jika perlu disharingkan. Biar sama-sama menambah wawasan dan berilmu.

Memang benar, pemuda banyak sekali ide-idenya, keinginannya dan impian lainnya. Sebab penulis pun demikian. Tapi yang seperti apa dulu ide dan keinginnannya? Dipikirkan dengan segala pertimbangannya. Dewasa ini, gencar-gencarnya program dari si A, si B, C, D dan sebagainya dengan bau-bau mengabdi untuk negeri, berbagi untuk sesama, dan sejenisnya yang dilakukan di berbagai daerah, khususnya untuk daerah-daerah tertinggal atau pulau terluar. Yang akhirnya, banyak pemuda yang berbondong-bondong menggandrunginya dengan berbagai macam motivasi, alasan, sebab dan tetek bengek lainnya yang dibuat sedemikian rupa bagusnya untuk meyakinkan sang penyeleksi atau penyelenggara agar bisa mengikuti program yang diselenggarakan.

Ini rahasia umum sebenarnya, orang yang sekiranya berpotensi, kualitas bagus dan dengan tulus akan dinilai dari berbagai macam sisi hingga akhirnya ia yang terpilih untuk menjalankan program. Menjalankan dan menyukseskan setiap langkah dari programnya. Kemudian, dengan adanya program tersebut pastinya ada harapan yang tersimpan oleh penyelenggara untuk memahami arti yang sebenar-benarnya tagline atau hastag atau apalah yang mereka buat untuk menarik peminat atau pembaca untuk terlibat dalam program yang dimaksud. Tapi kadang, ada renungan disini. Benarkah program yang dijalankan telah sukses dan terjalankan dengan baik? Dan tagline yang dibuat, dituliskan, digemborkan, telah terpahamkan dibenak para pemuda yang terpilih itu? Jawabannya ada pada hati pembaca. Sebab, banyak diluar sana dengan program-program yang serupa hanya menghasilkan dan mengetahui alumni dari si A, si B, atau apalah yang ujungnya hanya untuk sekadar mengumpulkan orang-orang yang berpotensi dan kemudian lupa dengan yang diperjuangkan di tempat pengabdiannya. Atau bukan dibilang lupa, tapi program yang dijalankan hanya sebagai pencitraan belaka untuk mengangkat namanya, atau pun memenuhi curriculum vitae bahwa pernah melakukan hal tersebut.

Seribu banding satu sebenarnya pemuda yang tersaring dari program-program serupa dari tahun-ketahun yang terbukti dengan tulus memahami arti dari hastag atau pun tagline yang dibuat. Karena sejatinya, menurut penulis arti dari semua tagline dan apapun program yang diidekan, dibuat, dan dijalankan. Hal yang terpenting adalah keberlanjutan dari itu semua yang bisa dikatakan bahwa paham atau tidaknya pemuda pilihan tersebut. Bagi penulis, terserah apapun nama media yang menjalankan ide-ide dari pemudanya yang terpenting adalah hati untuk melakukan dan mewujudkan keberlanjutan dari adanya program kerja atau kegiatan yang dibuat. Sebab segala sesuatu yang dilakukan letak poin terberat dan perhatian adalah keberlanjutan dan istiqomahnya. Agar arti dari semua tagline yang dibuat paham dengan pemahaman yang berbeda untuk masyarakat yang dibilang cinta dan merindukan kejayaan negeri ini. Bukan hanya sekadar ikut-ikutan dan menjalankan jobdesk, menambah teman, dan berpengalaman. Bagaimana untuk pembuktiannya agar bisa dikatakan pemuda yang berbeda dan paham menurut penulis? Caranya ada pada diri pembaca sendiri dengan berlandaskan ilmu, keyakinan dan pengajaran agama, serta kepemahaman dari pembaca pula.

Lagi, sebagai penutup dari penulis. Hanya ingin berbagi dan berpendapat, sharing serta mencari ilmu pula dari pembaca yang paham akan makna dari mengabdi yang dimaksud penulis disini atau mengajak berkolaborasi bersama. Selamat berkarya dan tetap semangat. Yuk kenali penulis dari berbagai media baik social media ataupun email. Salam pena ^ ^

6 komentar:

  1. Balasan
    1. kembali kasih, salam kenal mbak tira soekardi :-)

      Hapus
  2. gpp mbak motivasi awal seseorang berbeda, kalau suatu hari jalan menakdirkannya untuk bersinggungan lagi dengan pulau terpencil dalam bentuk pengabdian yg sebenarnya, siapa tahu kan? keep positif thinking

    BalasHapus
  3. Saya bingun mba nangkapnya ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. nangkap apa ini kak? :-) oya, salam kenal ya kakak dari admin situs kamana lagi. :-) sepertinya kapan-kapan bolehlah admin dari blog ini diajak diskusi lagi dan berbagi dengan petualangannya. seru sepertinya :-)

      Hapus
  4. iya, sebab seseorang ada caranya masing-masing untuk berproses. positif thinking saja. ini salah satu media mungkin untuk saling berbagi dan mencari informasi. oya, salam kenal mbak dian farida :-)

    BalasHapus

Jangan lupa jejakkan komentar terbaikmu. Terima Kasih ^ ^