Selamat Datang | Muyasaroh Notes | Bersama Saling Berbagi dan Menjadi Pembelajar yang Hebat Muyasaroh Note: Perjalanan Munas (Musyawarah Nasional) IV FLP se-Dunia

Jumat, 10 November 2017

Perjalanan Munas (Musyawarah Nasional) IV FLP se-Dunia

Part #1
Segala persiapan untuk sebuah pejalanan telah siap. Dilarang ribet, cukup simple saja. Justru, lebih ribet untuk memperoleh perizinan dan hampir mengundurkan diri ketimbang persiapan yang harus dibawa. He-he-he. Ransel sepaket dengan baju sudah dipundak, sebotol air minum siap bawa, sebungkus roti telah menunggu dimakan, buku dan Al-quran wajib terbawa, sangu? Secukupnya asal gak lupa dompet, gitu saja. ^ ^

Bersiap untuk MUNAS (Musyawarah Nasional) IV Forum Lingkar Pena (FLP) se-dunia. Setelah MUNAS tahun 2013 sejarah dilukiskan di kota Bali. Kali ini tahun 2017, Bandung akan menjadi sejarah adanya MUNAS FLP se-dunia yang dimulai sejak 3 November 2017. Delegasi yang d8ikirimkan baik dalam negeri maupun luar negeri akan memenuhi kota Kembang. Sebanyak 44 wilayah dan 110 cabang delegasi FLP seluruh Dunia siap membanjiri kota ini. Sebentar, pemanasan dulu. Sebelum membahas tentang MUNAS, penulis ingin berjejak sedikit tentang perjalanan yang jarang dipandang dan dirasakan oleh penulis. Bolehkan? Sudahlah dipaksa boleh ya ...

Gerbong 3 Kereta Pasundan (Dok. Pribadi)
Gerbong 3 kereta Pasundan dengan keberangkatan pukul 08.10 tercatat tanggal 2 November 2017 akan menambah satu note penulis. Delegasi yang diberangkatkan MUNAS tahun ini untuk mewakili tiap cabang dan wilayah sungguh luar biasa. Penulis mengawali perjalanannya dari Stasiun Gubeng Baru, Surabaya. Yang biasanya menapaki perjalanan sendiri,  kali ini tidak menjomblo. Alias rame-rame, bareng delegasi lainnya. Walaupun status masih saja jomblo. Ups. Bahas jomblo gak bakal selesai dah. Kembali yuk ...

Kereta pasundan melaju dengan pesat. Beberapa stasiun seperti Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Ngawi hingga total 33 stasiun terlewati menuju Stasiun Kiara Condong, Bandung. Dan tiap pemberhentiannya, berjumpalah dengan teman seperjuangan yang terdelegasikan di Munas. Sengaja memang terencanakan satu gerbong sebelumnya. Dengan memanfaatkan satu layanan pemesanan tiket diKAI. Say hello, saling bersalaman, bertegur sapa, ngumpul, bercanda, saling tukar pikiran, baca buku, hingga solat di dalam kereta dilakukan bareng-bareng. Perjalanan yang memakan waktu 15 jam ini sungguh luar biasa. Luar biasanya sebab segala yang terjadi di atas kereta, banyak cara apik untuk menghilangkan semua bentuk kebosanan dalam perjalanan.

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Solat Berjamaah dalam Gerbong Kereta (Dok. Pribadi)
Diskusi sehat tentang karya masing-masing delegasi menjadi satu topik yang waw. Kemudian satu buku antologi dari FLP Jawa Timur yang sukses membuat penulis dan lainnya Baper. Buku yang diberikan dalam perjalanan menuju munas ke-4 dengan judul "Haruskah Aku Yang Melamarmu?" menjadi trading topik hangat dalam gerbong. Pasalnya, si penulis dengan judul tulisan dalam buku tersebut sekaligus menyebarkan undangan pernikahannya pada tanggal 13 November 2017 mendatang di saat yang sama. Buku yang menceritakan pengalaman dan tips-tips pejuang jomblo tertuang dalam buku ini. Keren abislah pokoknya. Semacam undangan yang terbalut dalam buku. BarakaAllah atas undanganya. Penasaran ya... Bagaimana bukunya? Marilah order. Kunjungi akun instagram Sahaja Buku, Cahaya Pustaka atau kepoin akun-akun flp jatim. Tersedia stoknya sebelum kehabisan. Baru juga naik cetak dan cetakan pertama yang terbaca dan terbagikan dalam gerbong 3 kereta pasundan itu.

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Buku Haruskah Aku yang Melamarmu? (Dok Pribadi)
Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Undangan untuk Pernikahan Penulis Buku 
Perjalanannya mengesankan. Satu sama lain meninggalkan kesan tersendiri. Yang sulit move on dalam setiap kejadiannya. Jarang-jarang moment kumpul seperti ini. Hanya dirasakan saat menuju Munas ke-4 FLP tahun ini. Kesan ini ditambah dengan fasilitas kereta api dari PT KAI yang semakin maju. Di gerbong 5 akan ada sebuah kantin yang menyediakan makanan dengan menu yang ditentukan oleh pihak kereta. Dari makanan ringan hingga makanan berat tersedia. Dalam gerbong itu juga ada tempat kecil yang disulap menjadi musholah oleh kondekturnya. Tempat duduk untuk dijadikan tempat nongkrong sekaligus makan yang cukup nyaman dalam kantinnya. Toilet dalam kereta yang bersih dan petugas dengan sigap di jam-jam tertentu siap membersihkan area tiap gerbong yang kurang bersih sebab adanya sampah. Ac-nya juga terpasang lengkap dengan pengharum ruangan. Fasilitasnya bagus pokoknya. Gak kalah dengan kereta eksekutif atau bisnis yang pernah penulis naiki. Seandainya dalam gerbong kereta disediakan perpustakaan. Huaaa... lengkap sudah. Semakin kece badai PT KAI zaman now.

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Kantin dalam Kereta ((Dok. Pribadi)
Berbicara tentang fasilitas, ada yang paling berkesan ni bagi penulis. Salah satunya kantin. Ini tempat nongkrok yang kece. Saat perut sudah melilit minta diberi asupan lagi. Tempat ini tujuan utamanya. Bukan persoalan menu,  harga atau tempatnya. Tapi perjumpaan dengan seorang kondektur yang cantik nan ramah. Berbeda dengan kondektur-kondektur perempuan yang dijumpai saat menaiki kereta lainnya.

Namanya Rosida, lengkapnya Rosida Maharani. Penulis mengenalnya tepat saat berada di kantin. Sapanya yang halus sontak menghentikan sejenak aktifitas saat itu. Oke, berkenalan. Pembicaraan saat itu mengalir saja. Apa adanya. Enak diajak ngobrolnya. Ternyata, mbak-mbak kondektur ini dari tadi mengamati rombongan kami. Melihat kami asyik dengan buku-buku, diskusi, solat dan segala aktifitas dalam gerbong menarik perhatiannya. Dan ingin nimbrung juga bersama. Mbak cantik ini tiba-tiba menceritakan pengalaman perjalanan hidupnya hingga mengantarkan ia bekerja di KAI, hobinya yang juga membaca dan menulis. Bahkan yang paling membuat dia sampai sekarang terngiang dan menyesal adalah hilangnya buku catatan tulisan-tulisannya saat masih bersekolah dulu. Mbak satu ini jago benar loh membuat puisi. Tiap baitnya huss ... Pemilihan kata yang digunakan melelehkan pembacanya. Asekk. Hingga tulisan ini di-posting, penulis masih sambung silaturrahmi melalui akun Instagram dan kontaknya. Kita ada dilingkaran dengan hobi yang sama dan kesukaan yang sama pula. Dan saat penulis bercerita tentang tokoh yang ia idolakan ada dalam satu pena perjuangan di flp. Mbak cantik itupun kegirangan. Siapa yang tidak kenal dengan bunda Helvy Tiana Rossa. Bahkan dalam perjalanan munas inipun rombongan kita akan satu ruangan dan berjumpa dengan bunda yang kece satu itu. Semoga saja bisa bertemu kembali di lain kesempatan ya gelis... Salam Pena. ^ ^

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Baca Buku Bersama (Dok. Pribadi)

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Jepretan tak sengaja petugas Kereta Api sedang Membaca Alquran di Sebelah ruang Kantin (Dok. Pribadi)

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Diskusi Karya (Dok. Pribadi)

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Aktiitas dalam Kereta Bersama (Dok. Pribadi)

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Musholah dalam Kereta (Dok. Priibadi)

Wedding, ulin, munas FLP, bandung, KAI, perjalanan, Muyasaroh, Musyawarah Nasional, Forum lingkar pena, kereta, gubeng, stasiun, buku, perpustakaan
Stasiun Kiara Condong, Bandung (Dok Pribadi)

6 komentar:

  1. wah keren ya ikut munas bersama, kerasa banget kekompakannya. Semoga menjadi penulis yang yahud

    BalasHapus
  2. Aminnn. Terima kasih doanya ayah blogger. Salam kenal ^^

    BalasHapus
  3. Duh aku ga pernah kalo ke kereta mampir ke Kantinya,
    enak ya ada mejanya gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, nyaman kantinnya. Kapan-kapan mesti voba dan jalan-jalan di kantinnya.
      Salam kenal. :-)

      Hapus
  4. Aaak, seru mbak Muy. Aku juga di payung yang sama, FLP branch Probolinggo Raya. Kwkw. Tapi itu dulu :""" entah masih ada apa endak sekarang :"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau flp probolinggonya insyaAllah masih ada happy. Flp jatim sering mengadakan kegiatan dengan leader yang baru. Pak rafif amir. Ayo saatnya dihidupkan kembali kampungnya. :-)

      Hapus

Jangan lupa jejakkan komentar terbaikmu. Terima Kasih ^ ^