Selamat Datang | Muyasaroh Notes | Bersama Saling Berbagi dan Menjadi Pembelajar yang Hebat Muyasaroh Note: Bagaimana Kabarmu, Negeri?

Jumat, 15 Desember 2017

Bagaimana Kabarmu, Negeri?

Ketika mentari pagi mulai mengintip dari gelapnya. Raga ini bersapa dengan sapaan yang tak asing ditelinga “Selamat pagi... “. Namun, selalu berganti dengan “Semangat pagi...“ karena hidup harus terus bersemangat. Tak peduli pagi, siang ataupun malam. Bagaimana kabar negeri ini? negeri yang sudah 23 tahun saya tinggali. Semoga selalu baik-baik saja. 

Saya dengar Indonesia sekarang terus melakukan pembangunan. Apalagi pembangunan untuk daerah-daerah tertinggal sedang panas-panasnya dikampanyekan melalui berbagai akun web dan media sosial. Benar tidak ya? Atau hanya sekadar mimpi yang merasuk dalam tidur? Jika memang itu semua benar-benar adanya.  Sungguh luar  biasa program-program di negeri ini. Berarti, bisa dikatakan bukan sekedar berita hoax yang membumi. Pun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk pemerataan kesejahteraan dari pulau terpencil (khususnya) bukan sekedar orasi belaka dari para pejabat-pejabat yang duduk di kursi kekuasaan negeri ini. 

Saya sapa kembali, “Semangat pagi negeri...” untuk kedua kalinya saya tidak akan menanyakan kembali kabar negeri ini. Akan tetapi, saya hendak mengajukan pertanyaan satu saja, “Tak inginkah kau bertanya kabar dari Si Penulis surat ini?”. Baiklah, mungkin negeri ini sedang sangat sibuk. Tak apalah saya saja yang ingin ditanya dan diperhatikan. Tapi, memang benar, saat ini saya memerlukan sosok yang ingin mendengarkan cerita saya untuk diperhatikan. 

Beberapa waktu yang lalu, saya melakukan sebuah perjalanan. Tepatnya suatu ekspedisi untuk menyapa negeri ini di ujung Pulau Jawa yang sangat dekat dengan Kalimantan. Yang mana tempat itu jarang sekali dijamah oleh pendatang. Tempatnya pun di daerah laut Jawa yang banyak kabar dengan mitos aneh-aneh terkait pulau ini. Pulau yang katanya terletak di antara Segi Tiga Bermuda. Pulau sangat kecil yang sewaktu-waktu bisa saja hilang sebab air laut yang menghempaskannya. Belum lagi akses untuk menuju ke tempat itu yang hanya mampu dijangkau dengan sebuah kapal perintis. Selamat datang di Pulau Masalembu. 
  
Masalembu, pemuda, Ekepedisi Nusantara Jaya, ENJ, Rintara Jatim, Rintara Jaya, Pulau terpencil, 3T, pengabdian, pendidikan, sekolah, impian, surat, coret, ekonomi, pelatihan, kapal, perintis, perak, sanus
Pulau Masalembu
Ada lagi satu pulau yang unik, jarang sekali orang mau menjamahnya setelah Pulau Masalembu. Jangan bayangkan adanya dermaga yang siap menjadi tempat bersandarnya kapal seperti halnya Pulau Masalembu. Justru, petulangan akan berlanjut setelah kapal perintis bersandar di pulau tersebut. Dengan sebuah perahu nelayan yang siap mengantarkan penumpangnya dari kapal perintis menuju pulau itu. Destinasi membelah lautan bebas dengan waktu dua jam perjalanan (jika kondisi cuaca bagus) menuju pulau tersebut, Pulau Masakambing. 

Mungkin ada, sebagian orang beranggapan saya ini bodoh. Kehidupan di kota Metropolitan kedua di negeri ini, jauh lebih nyaman ketimbang harus meleburkan diri bersama masyarakat di pulau yang sangat jauh dengan yang namanya kenyamanan. Listrik yang hanya menyala kala malam hari, dan setelah pukul 11 malam serasa tak ada kehidupan lagi. Kenyamanan rumah dengan kamar yang beralaskan kasur empuk beralih dengan sebuah rumah penduduk atau polindes sederhana dan tidur hanya beralas seadanya. Sinyal internet yang kapan saja bisa dinikmati berbalik 180 derajat. Jangankan sinyal internet, sinyal telpon saja hanya ada di satu titik, itupun kadang ada kadang pun tak ada. Sekolah yang sangat penting bagi pendidikan setiap orang, biasanya dapat dengan mudah menjumpainya di perkotaan, berpindah hanya satu sampai dua sekolah yang bisa ditemui. Padahal jika memandang wajah anak-anak pulau, mereka penuh dengan harapan dan semangat untuk berpendidikan tinggi sama halnya dengan anak-anak diperkotaan. Ah, sepertinya saya sudah terlalu banyak bercerita namun belum berkenalan. Hanya saling bersapa tanpa  tahu, kapan surat ini berbalas pada si penulis ini. Sudahlah tak apa, nama hanya sekedar nama, nanti pun kau akan tahu sendiri. 

“Semangat pagi negeri Indonesia...” kembali saya menyapa untuk kesekian kalinya. Kali ini saya tidak akan menanyakan kabar negeri ini, atau pun bercerita untuk diperhatikan. Sebab saya hanya ingin menyampaikan kerinduan akan negeri yang katanya indah ini. Sungguh saya sangat rindu. Sudah banyak yang bercerita ataupun menuliskan hal-hal tentang negeri ini yang membuat saya jenuh dan ingin rasanya segera bergerak, beraksi, bukan hanya sekedar mengumbar omong kosong tanpa bukti yang nyata untuk benar-benar melihat keindahan indonesia, senyum masyarakat yang menantikan kehidupan yang lebih baik. Pembangunan yang diimpi-impikan banyak orang. Khususnya untuk mereka yang hidup di tempat terpencil. 

Saya tahu, suatu kesejahteraan yang diharap-harapkan banyak orang diluar sana tidak dapat terwujud dengan seorang diri. Butuh kerjasama untuk saling menopang satu sama lainnya. Ini sekedar corat-coret yang dijejakkan disini. Agar pemuda ingusan satu ini senantiasa menjadi pembelajar dan melebur bersama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat negeri ini dari apa yang bisa dilakukan. Memenuhi kepuasan batin sendiri diluar pekerjaan yang selama ini digelutinya. Memberikan kebermanfaatan diri kepada banyak orang melalui satu media yang digandrungi oleh pemuda-pemuda di Indonesia yang diharapkan setelah kembalinya dari pulau-pulau terpencil akan ada jejak yang ditinggalkan untuk peradaban selanjutnya melalui Rintara Jaya Jawa Timur. Adakah yang membersamai keinginan dan harapan ini? Dan akankah terwujud impian itu jika hanya segelintir manusia saja yang memimpikannya? Entahlah. Waallahu’alam.

Teras Rumah 06.01 WITA
Toli-toli, 14 Februari 2017
Muyasaroh
Pemuda gila yang merindukan perubahan

Masalembu, pemuda, Ekepedisi Nusantara Jaya, ENJ, Rintara Jatim, Rintara Jaya, Pulau terpencil, 3T, pengabdian, pendidikan, sekolah, impian, surat, coret, ekonomi, pelatihan, kapal, perintis, perak, sanus
Dermaga Masalembu

8 komentar:

  1. indahnya ya dermaganya di saat suasana menggelap, kalau dibuat puisi bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali. Tidak hanya buat puisi kak. Video klip disitu. Luar biasa keren. Ada banyak tempat yang luar biasa indah. Tapi jarang sekali orang yang mengetahuinya.

      Hapus
  2. Pasti tempatnya masih alami banget seperti Pulo Aceh di Aceh yang jaraknya sekitar tiga jam perjalanan menggunakan kapal ikan dari Kota Banda Aceh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Benar sekali. Pulau terpencil sangat asri. Dan sangat perlu dijaga. Apalagi potensi alamnya yang melimpah ruah. Jangan sampai pulau2 terpencil itu luput dari perhatian kita. Justru orang asing yang datang ke pulau kita.

      Hapus
  3. MasyaAllah, pagi pagi sudah tersindir untuk tidak diam. Indonesia itu indah dan sudah semestinya dirawat sebaik mungkin. Semangat Pagi!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari terus bergerak. Dan tetap. Semangat pagi! :-)

      Hapus
  4. Indonesia indah banget ya. Andaikan sarana transportasi dan infrastruktur pariwisata kita bisa lebih ditingkatkan, kayaknya rakyat Indonesia ga akan mau deh jalan-jalan ke luar negeri. Buat apa? Negeri sendiri jauh lebih indah =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali, sebab sejatinya keindahan indonesia lebih bagus dari pada luar negeri. hanya saja belum banyaknya yang terekpose. salam kenal ya... :-)

      Hapus

Jangan lupa jejakkan komentar terbaikmu. Terima Kasih ^ ^